Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum
Grid.ID – Kita semua sepakat bahwa kebohongan adalah salah satu sifat yang negatif atau tidak terpuji.
Tak ada satupun orangtua yang menginginkan anaknya berbohong, apapun alasannya.
Oleh karena itu, banyak orangtua yang mengajari anak dan mewanti-wanti anak untuk tidak berbohong.
Meski sudah diajarkan untuk tidak berbohong, bukan berarti anak tidak bisa berbohong.
Bahkan, melansir Nakita.id, anak sudah mulai bisa berbohong saat usia 3 tahun.
Ketika anak berbohong, orangtua pastinya merasa kecewa dan tak jarang memarahi sikap anak tersebut hingga memberikan label ‘pembohong’.
Berhati-hatilah, sebab melabeli anak dengan ‘pembohong’ justru akan membuat anak lebih mudah berbohong.
Baca Juga: Memahami 4 Alasan di Balik Perilaku Tidak Jujur Anak pada Orang Tua
Hal inilah yang disampaikan oleh psikolog asal Amerika, Phill McGraw, sebagaimana yang dikutip dari LiveStrong via Nakita.id.
Menurut McGraw, anak-anak tidak akan berbohong tanpa alasan sehingga orangtua perlu mengetahui apa alasan anak berbohong.
Alasan anak berbohong bisa beragam, ada yang karean merasa takut mendapat masalah, rasa takut ditolak, harga diri rendah, mencari perhatian, atau berimajinasi.
Nah, supaya anak tidak mengulangi perilaku tidak terpuji ini, berikut hal yang dapat dilakukan orangtua yang dilansir dari Kompas.com.
Ajarkan anak tentang kebenaran tersembunyi
Kenalkan istilah “sepintar-pintarnya bangkai ditutupi, baunya tetap tercium juga” yang memiliki arti bahwa kebohongan yang disembunyikan pasti akan ketahuan juga.
Caranya, ajaklah anak untuk membersihkan kulkas yang didalamnya telah ditaruh bahan dengan aroma yang kurang sedap.
Baca Juga: 5 Penyebab Anak Balita Berbohong Pada Orang Tua
Anak pasti akan berkomentar tentang bau tersebut dan saat itulah orangtua bisa mengibaratkan aroma tak sedap itu sebagai kebohongan.
Menuliskan kalimat
Dulu, saat ketahuan berbohong kita kerap mendapat hukuman untuk menulis “Saya tidak akan berbohong lagi” hingga puluhan hingga ratusan kali.
Rupanya hukuman ini bisa diterapkan karena secara tidak langsung kalimat tersebut akan masuk ke alam bawah sadar anak.
Ajak anak buat kebaikan
Orangtua bisa menunjukkan kebahagiaan pada anak dengan berbuat kebaikan seperti membagikan makanan atau sedekah ke orang lain.
Ajarkan pada anak bahwa berkata jujur termasuk kebaikan dan dapat membuat orangtua bahagia.
(*)