Find Us On Social Media :

3 Tokoh Pejuang Hak-hak Buruh Wanita dari Seluruh Dunia, Salah Satunya Asal Indonesia

By Septiyanti Dwi Cahyani, Selasa, 1 Mei 2018 | 12:00 WIB

May Day

Grid.ID - Selamat Hari Buruh Internasional bagi kalian yang hari ini bisa menikmati hari libur di rumah.

Atau kalian yang sedang berjuang di jalan untuk menyuarakan aspirasi-aspirasi para pekerja di Indonesia.

Berbicara tentang hari buruh, euforia untuk memperingati hari istimewa bagi para pekerja ini selalu terasa.

Utamanya adalah berbagai macam seruan aksi untuk menyampaikan tuntutan-tuntutan rakyat yang sekiranya belum terpenuhi.

Berbicara tentang May Day atau Hari Buruh Internasional, pasti ada nama-nama yang menjadi dalang di balik gerakan-gerakannya.

Berdasarkan penelusuran dari berbagai sumber, Grid.ID telah merangkum beberapa tokoh wanita yang turut menjadi pejuang buruh dari seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia.

BACA JUGA Pembunuhan Chicago: Mengenang Sisi Gelap Peringatan May Day Sebagai Hari Buruh Internasional

1. Clara Zetkin

Clara Zetkin lahir di Jerman pada 1857 dan meninggal pada 1933.

Sejak kecil, ia sudah menyaksikan kehidupan buruh pabrik yang miskin di sekitar rumahnya.

Ibunya yang juga seorang aktivis feminis mendorong Clara untuk melanjutkan kepemimpinan perjuangan perempuan.

Di kalangan aktivis gerakan perempuan dan buruh, nama Clara Zetkin memang tidak begitu dikenal.

Clara Zetkin adalah aktivis yang memperjuangkan pembebasan perempuan dan sosialisme melalui perjuangan kelas pekerja.

BACA JUGA Marsinah, Kartini yang Terlupakan: Hilang Karena Memperjuangkan Hak-hak Buruh Pabrik Pada Masa Pemerintahan Orde Baru

Talenta Clara dalam perjuangannya adalah dengan menggunakan newsletter sebagai medianya.

Ia banyak menerbitkan artikel, pamflet dan slogan-slogan perjuangan yang populer seperti "Proletarier aller Lander, vereinigt euch".

Slogan ini berarti seruan untuk para pekerja dari seluruh dunia agar bersatu.

Slogan ini kemudian menjadi moto negara Rusia dan muncul di lambang negaranya.

2. Sharran Burrow

Sharran Burrow adalah seorang Sekretaris Jenderal Konferedasi Serikat Buruh Internasional (International Trade Union Conferedation) yang lahir pada 12 Desember 1954 di New South Warren, Australia.

BACA JUGA Salut, Bekerja Sebagai Buruh Angkut, Pria Ini Rela Cari Nafkah Sambil Mengasuh Anaknya

Ia menjadi wanita pertama yang menjadi Sekjen ITUC sejak didirikan pada 2006 lalu.

Sharran telah melakukan banyak hal untuk memperjuangkan kesejahteraan para buruh di banyak negara, termasuk Indonesia.

Perjuangan Sharran untuk para buruh telah dilakukan sejak belasan tahun yang lalu.

Karena ia memang dilahirkan dalam sebuah keluarga yang memiliki keterlibatan dengan serikat pekerja.

3. Marsinah

Tentu nama ini tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia.

BACA JUGA Siswa Kedokteran ini Rela Nyambi jadi Buruh Bangunan, Demi Selamatkan Adiknya dari Penyakit Kanker Mematikan, Nggak Nyangka Kejadian Selanjutnya Bikin Haru

Ya, Marsinah adalah salah satu pejuang hak-hak buruh kenamaan Indonesia hingga kini telah dikenal dunia meski ia telah tiada.

Marsinah yang hidup pada masa Orde Baru itu ditemukan pada 8 Mei 1993, setelah sempat menghilang selama tiga hari.

Kematian Marsinah saat itu menjadi salah satu kasus yang memperlihatkan secara jelas potret buruknya masa Orde Baru.

Di mana kekerasan seksual atas perempuan, penyiksaan hingga menghilangkan nyawa orang lain digunakan demi mempertahankan nama stabilitas.(*)