"Contoh saja bahwa jumlah spesialis berpembuluh yang ada di Papua publikasi terakhir di Pulau Papua sebanyak 13 ribuan spesies tumbuhan, akan mengalami kerugian yang sangat besar kalau keanekaragaman hayati mengalami kepunahan dari habitat aslinya," paparnya.
Sehingga, pemulihan lingkungan secara besar-besaran sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan flora dan fauna di Indonesia.
"Boleh jujur ya, kita bicara mengenai konservasi yang menurut saya sekarang sudah tidak cukup lagi, perlu ke restorasi, karena itu sudah kerusakan keanekaragaman hayati sudah berlangsung cukup lama."
"Sehingga kita kalau benerin dikit-dikit gitu tidak akan terasa, perlu lakukan skala besar, untungnya sekarang ini komitmen berbagai pihak tinggi, melakukan sesuatu skala besar," ungkap Erna Witoelar selaku Dewan Pembina Yayasan Kehati.
Oleh karena itu, perlu adanya restorasi atau pemulihan lingkungan yang harus digalakkan, terutama di Papua.
Salah satu sektor swasta juga sudah turut serta dalam restorasi ini, yaitu PT Freeport Indonesia.
"Kami komit pada lingkungan hidup, ekonomi, lingkungan sekitar. Jadi lingkungan sekitar kita harus ikut bertumbuh bersama-sama dengan kami, beberapa item sudah kita lakukan, termasuk keanekaragaman hayati," ungkap Tony Wenas selaku Ketua Presiden PT Freeport Indonesia.