Pada awalnya, AS membeli tabung oksigen 1 meter kubik dari PT NI seharga Rp 700.000,-
Lalu, tabung oksigen tersebut dijual TW dengan harga Rp 1.350.000,-, dengan mempromosikannya melalui jejaring media sosial.
Meski dijual dengan hampir 2 kali lipat harga semula, tabung oksigen tersebut berhasil terjual dengan harga yang ditawarkan.
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Timur, Irjen Nico Afinta mengungkapkan, pihaknya berhasil mengamankan lebih dari 100 tabung oksigen dari kedua pelaku tersebut.
"Dari menjual 1 tabung tersebut, keduanya mendapatkan keuntungan Rp 650.000,-," kata Nico yang dikutip Grid.ID dari TribunJateng.com, Senin (12/7/2021).
"Sedangkan yang kami amankan ada 129 tabung oksigen berbagai ukuran," imbuhnya.
Mengutip dari Kompas.com, akibat tindakannya tersebut, AS dan TW akhirnya ditangkap polisi.
Keduanya ditangkap karena telah menjual tabung oksigen melebihi harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Nico Afinta menjelaskan, polisi memeriksa AS dan TW sebagai saksi, termasuk pembeli tabung oksigen.
Jika terbukti menjual tabung oksigen di atas HET, mereka akan dikenai Pasal 62 ayat 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Di lain sisi, Nico Afinta menghimbau masyarakat untuk tak menimbun tabung oksigen maupun obat-obatan yang dibutuhkan pasien covid-19.
Apalagi menjualnya dengan harga tinggi di tengah masa pandemi covid-19 saat ini.
(*)