Find Us On Social Media :

Jelang Pembukaan Olimpiade Tokyo 2020, CEO Pfizer dan BioNTech Donasikan Vaksin untuk 11 Ribu Atlet Lebih!

By Novia, Kamis, 22 Juli 2021 | 19:27 WIB

Suasana Stadion Olimpiade Tokyo di waktu malam.

Pasalnya, sebelum kesepakatan diumumkan pada bulan Maret antara IOC dan pejabat Olimpiade, China telah mendistribusikan vaksin China untuk Olimpiade Tokyo dan Olimpiade Musim Dingin Beijing tahun depan.

Akhirnya, penawaran baru dari Pfizer ini telah memberi IOC cakupan yang lebih luas saat sebagian besar negara belum mengizinkan penggunaan darurat vaksin China.

Kendati begitu, CEO Pfizer, Albert Bourla, mengatakan bahwa perusahaannya bangga dapat memainkan peran dalam membantu memvaksinasi atlet dan delegasi Olimpiade.

"Kembalinya Olimpiade dan Paralimpiade mewakili momen monumental persatuan dan perdamaian dunia setelah tahun isolasi dan kehancuran yang melelahkan," ujarnya dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Demi Mendukung Atlet Indonesia yang Sedang Berjuang di Olimpiade Tokyo 2020, Sosok Ini Janji Akan Beri Bonus Ratusan Juta untuk Atlet yang Bisa Memenangkan Medali

Selain itu, kesepakatan tersebut juga disambut baik oleh Presiden IOC Thomas Bach yang telah menyaksikan Olimpiade Tokyo ditunda dari tahun lalu karena kondisi serupa.

"Kami mengundang para atlet dan delegasi peserta Olimpiade dan Paralimpiade yang akan datang untuk memimpin dengan memberi contoh dan menerima vaksin di mana dan jika memungkinkan," ujar Thomas Bach dalam sebuah pernyataan.

Sebagai informasi, dalam Olimpiade Tokyo ini diperkirakan ada lebih dari 11.000 atlet di pertandingan tersebut.

Donasi Pfizer ini mengikuti pembicaraan antara Pfizer's Bourla dan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga.

“Setelah pembicaraan ini, pemerintah Jepang melakukan pertemuan dengan IOC dan sekarang rencana donasi telah terealisasi,” kata Pfizer.

Kesepakatan dengan CEO Pfizer dipandang sama pentingnya dengan Tokyo dan beberapa wilayah Jepang dalam keadaan waspada karena meningkatnya kasus COVID-19.

Ya, di tengah keraguan yang masih ada tentang kebijaksanaan penyelenggaraan pertandingan tersebut.

Beberapa waktu lalu, Jepang telah mencatat lebih dari 622.000 kasus virus korona dan hampir 10.500 kematian.

(*)