Vaginosis bakterial umumnya menyerang wanita berusia 15 hingga 44 tahun.
Dalam beberapa kasus, penyakit infeksi ini mungkin tidak menunjukan gejala.
Hanya saja, infeksi bakteri vagina juga dapat menyebabkan keluarnya cairan tipis berbau "amis" dan menyebabkan iritasi pada organ intim wanita.
Vaginosis bakterial dikaitkan dengan hasil obstetri dan ginekologi yang buruk seperti kelahiran prematur, infeksi setelah operasi seperti histerektomi, dan dapat membuat wanita lebih rentan terhadap infeksi menular seksual, terutama HIV.
Semetara itu dilansir dari mayoclinic.org, terdapat kebiasaan wanita sehari-hari yang ternyata dapat menjadi faktor risiko terjadinya infeksi bakteri vagina.
1. Memiliki banyak pasangan seks atau pasangan seks baru
Dokter tidak sepenuhnya memahami hubungan antara aktivitas seksual dan bakterial vaginosis.
Akan tetapi, kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita yang memiliki banyak pasangan seks atau pasangan seks baru.
Bakteri vaginosis juga lebih sering terjadi pada wanita yang berhubungan seks dengan wanita atau praktik lesbianisme.
2. Douching atau mencuci organ intim dengan bahan kimia
Praktek membilas organ intim wanita dengan air atau bahan pembersih (douching) dapat mengganggu keseimbangan alami vagina.