Find Us On Social Media :

Tidak Hanya Orang Dewasa, Anak dan Remaja Juga Hadapi Situasi Kompleks di Masa Pandemi

By Yussy Maulia, Jumat, 23 Juli 2021 | 14:16 WIB

Dialog Produktif yang diselenggarakan oleh Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN), Kamis (22/7/2021).

"Jadi, di rumah diharapkan orang tua untuk mendampingi putra-putrinya ketika belajar. Jangan memerintah anak, tapi diajak untuk bekerja sama," tandasnya.

Sementara itu, salah satu langkah Kemendibudristek untuk mengurangi risiko yang dihadapi oleh anak-anak adalah dengan menyederhanakan kurikulum agar beban belajar anak-anak tidak terlalu berat.

Baca Juga: Perkuat Pembelajaran Bahasa Indonesia di Australia, KBRI Canberra dan Gramedia Realisasikan Smart Library

Materi-materi yang diajarkan pun hanya berupa materi esensial saja.

"Guru-guru juga diharapkan membimbing orang tua mengenai langkah-langkah menangani putra-putri mereka di rumah, karena kita menyadari, tidak semua orang tua punya kemampuan tersebut,” papar Jumeri.

Sistem pembelajaran online, ekonomi keluarga yang terdampak oleh pandemi, dan interaksi sosial yang dibatasi juga ternyata berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.

Oleh karenanya, orangtua harus bisa berperan sebagai "teman terdekat" bagi anak di rumah.

Spesialis Kebijakan Sosial UNICEF Indonesia Angga D Martha menyampaikan, 40 persen anak Indonesia di bawah 18 tahun berada dalam kemiskinan pada 2020 akibat berkurangnya pendapatan rumah tangga.

Menurut kajian UNICEF, 25 persen rumah tangga di Indonesia mengalami kenaikan biaya hidup selama pandemi. Hal itu membuat biaya konsumsi makanan dan pendidikan berkurang.

Akibatnya, anak-anak Indonesia yang berada dalam kemiskinan tidak mendapat asupan gizi yang cukup.

"Pandemi yang mengisolasi interaksi sosial pada anak-anak juga memberi dampak terhadap tumbuh kembang mental anak," kata Angga.

Oleh karenanya, peran para orangtua sangat esensial dalam mendampingi dan memastikan anak mendapatkan asupan gizi dan kesehatan mental yang baik selama di rumah.