Find Us On Social Media :

Tega! Pasien Covid-19 yang Disarankan Isolasi Mandiri Justru Diikat, Diseret dan Dipukuli Warga hingga Depresi usai Diasingkan ke Hutan!

By Novia, Minggu, 25 Juli 2021 | 17:27 WIB

Ilustrasi penganiayaan

"Tulang (om atau paman) saya sempat dijauhkan dan dibuat gubuk di dalam hutan. Rupanya dia tidak tahan dan depresi, makanya kembali ke rumah."

"Nah, saat itulah masyarakat setempat datang dan memaksa tulang saya dan terjadilah aksi yang sangat tidak manusiawi itu. Kejadiannya pada Kamis, 22 Juli 2021," jelas Jhosua.

"Saya sangat miris sekali. Makanya saya posting di Instagram biar ada keadilan buat tulang saya. Dan ini harus diproses secara hukum," terang Jhosua.

Ya, menurut kesaksian Jhosua, salamat diperlakukan warga dengan keji dan tak manusiawi.

Baca Juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Krisdayanti Kembali Bagikan Kabar Duka Soal Sang ART yang Meninggal Dunia Saat Sedang Isolasi Mandiri, Istri Raul Lemos Langsung Bongkar Penyesalannya

Salamat bahkan dipukuli dengan kayu, diikat dan juga diseret bak hewan.

Demi mendapatkan keadilan, akhirnya Jhosua nekat mengunggah video penganiayaan yang dilakukan waega pada pamanya.

Kendati begitu, Jhosua mengakui kejadian ini terjadi karena warga minim informasi dan belum paham terkait prosedur penanganan covid-19.

Sementara itu, Ketua Pemuda Batak Bersatu Kabupaten Toba, Muktar Hutahaean mengatakan, korban telah dibawa ke rumah sakit setempat di Porsea.

Akibat kejadian ini, Bupati Kabupaten Toba, Poltak Sitorus angkat bicara

Menurut kesaksianya, saat ini kondisi pasien covid-19 asal Desa Pardomuan, Silaen, Toba, Sumatera Utara telah dibawa ke rumah sakit.

Menurut Sitorus, Salamat saat ini sudah cukup baik dan telah dirawat di RSUD Porsea sejak Sabtu (24/7/2021).

"Hari ini kita datang untuk memastikan agar pasien tersebut mendapatkan pelayanan yang baik dari pihak RS," katanya, dikutip dari Tribun Medan, Minggu (25/7/2021).

(*)