Find Us On Social Media :

Tega! Pasien Covid-19 yang Disarankan Isolasi Mandiri Justru Diikat, Diseret dan Dipukuli Warga hingga Depresi usai Diasingkan ke Hutan!

By Novia, Minggu, 25 Juli 2021 | 17:27 WIB

Ilustrasi penganiayaan

Laporan wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti

Grid.ID - Baru-baru ini pasien covid-19 dikabarkan mengalami nasib nahas.

Bernama Salamat Sianipar (45), pasien covid-19 itu dianiaya warga usai disarankan isolansi mandiri oleh pihak kesehatan.

Ya, mengalami gejala ringan covid-19, Salamat akhirnya diminta untuk isolasi di rumah.

Entah apa yang dipikirkan warga setempat, Salamat justru ditolak dan dianiaya usai tiba di rumah.

Dikutip Grid.ID dari Kompas.com, Minggu (25/7/2021), video penganiayaan warga terhadap Salamat pun kini viral.

Dikonfirmasi ponakan Salamat yang bernama Jhosua Lubis, ia menjelaskan awal mula kejadian ini terjadi saat pamanya kehilangan indra perasa dan penciuman.

Setelah melakukan pemeriksaan, Salamat diminta untuk kembali ke rumah dan melakukan isolasi.

Baca Juga: Pilu! Bak Tak Rela sang Anak Meninggal Dunia hingga Jenazahnya Dipeluk Selama 3 Hari, Nenek Sebatang Kara Menghembuskan Napas Terakhir saat Isolasi Mandiri

"Karena gejala ringan, jadi dianjurkan petugas kesehatan untuk isolasi mandiri di rumah. Dan tulang (om atau paman) saya menurutinya," ujar Jhosua.

Sayangnya, aparat desa justru menempatkan pamannya di sebuah gubuk di dalam hutan yang berada jauh dari desa.

Beberapa hari di sana, Salamat yang merasa depresi memutuskan kembali ke rumah pada Kamis (22/7/2021).

"Tulang (om atau paman) saya sempat dijauhkan dan dibuat gubuk di dalam hutan. Rupanya dia tidak tahan dan depresi, makanya kembali ke rumah."

"Nah, saat itulah masyarakat setempat datang dan memaksa tulang saya dan terjadilah aksi yang sangat tidak manusiawi itu. Kejadiannya pada Kamis, 22 Juli 2021," jelas Jhosua.

"Saya sangat miris sekali. Makanya saya posting di Instagram biar ada keadilan buat tulang saya. Dan ini harus diproses secara hukum," terang Jhosua.

Ya, menurut kesaksian Jhosua, salamat diperlakukan warga dengan keji dan tak manusiawi.

Baca Juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Krisdayanti Kembali Bagikan Kabar Duka Soal Sang ART yang Meninggal Dunia Saat Sedang Isolasi Mandiri, Istri Raul Lemos Langsung Bongkar Penyesalannya

Salamat bahkan dipukuli dengan kayu, diikat dan juga diseret bak hewan.

Demi mendapatkan keadilan, akhirnya Jhosua nekat mengunggah video penganiayaan yang dilakukan waega pada pamanya.

Kendati begitu, Jhosua mengakui kejadian ini terjadi karena warga minim informasi dan belum paham terkait prosedur penanganan covid-19.

Sementara itu, Ketua Pemuda Batak Bersatu Kabupaten Toba, Muktar Hutahaean mengatakan, korban telah dibawa ke rumah sakit setempat di Porsea.

Akibat kejadian ini, Bupati Kabupaten Toba, Poltak Sitorus angkat bicara

Menurut kesaksianya, saat ini kondisi pasien covid-19 asal Desa Pardomuan, Silaen, Toba, Sumatera Utara telah dibawa ke rumah sakit.

Menurut Sitorus, Salamat saat ini sudah cukup baik dan telah dirawat di RSUD Porsea sejak Sabtu (24/7/2021).

"Hari ini kita datang untuk memastikan agar pasien tersebut mendapatkan pelayanan yang baik dari pihak RS," katanya, dikutip dari Tribun Medan, Minggu (25/7/2021).

(*)