Laporan Wartawan grid.ID, Novia Tri AstutiGrid.ID - Atlet angkat besi Eko Yuli Irawan sukses menorehkan prestasi di ajang Olimpiade Tokyo 2020.Kembali ukir sejarah untuk Indonesia, atlet berusia 32 tahun itu sabet medali kedua untuk Tanah Air..Ya, jika sebelumnya ada Windy Cantika Aisah yang berhasil menyumbang medali perunggu.Kini, senior Windy Cantika Aisah atau Eko Yuli Irawan itu turut menyumbang medali perunggu.Menempati kelas 61 kilogram, Eko Yuli Irawan berhasil menduduki posisi kedua setelah China.Berlaga di Tokyo International Forum, Minggu (25/7/2021), Eko Yuli Irawan berhasil mengumpulkan total angkatan 302 kg.Semenara rival Eko Yuli Irawan yakni Li Fabin, unggul dengan total angkatan 313 kg, seperti dikutip Tribunnews.com.
Baca Juga: Bikin Bangga Presiden Joko Widodo Usai Genggam Medali Perak di Olimpiade Tokyo 2020, Lifter Angkat Besi Kembali Torehkan Prestasi di Kelas 61 Kilogram!Ditambahkan dari Kompas.com, prestasi yang diraih Eko memang bukan kali pertama sang atlet mengharumkan bangsa.Sebagaimana diketahui, ini merupakan medali Olimpiade keempat yang berhasil diraih Eko Yuli Irawan.
Sebelum berlaga di Tokyo, atlet kelahiran Lampung itu pernah meraih medali perunggu di kelas 56 kg saat Olimpiade Beijing 2008 dan kelas 62 kg di London 2012.Selain itu, pada Olimpiade Rio 2016 lalu, Eko juga sukses meraih medali perak.Meski gagal mengantongi medali emas pada Olimpiade Tokyo 2020, sabetan medali perak kali ini tetap menjadi hasil membanggakan bagi Eko Yuli Irawan.Bahkan, Eko Yuli diapresiasi telah mengukir sejarah sebagai atlet Indonesia pertama yang mampu memenangi empat medali pada ajang Olimpiade.Masih dikutip dari Kompas.com, Eko Yuli Irawan rupanya seorang atlet yang berasal dari keluarga kurang mampu.
Baca Juga: Dulu Gembala Kambing Kini Sabet Medali Perak di Olimpiade Tokyo 2020, Eko Yuli Irawan Dapat Pesan Spesial dari Presiden JokowiMenurut pengakuannya, ayah Eko bekerja sebagai tukang becak, sementara ibunya merupakan pedagang sayur di Lampung.Sebelum menjadi atlet, Eko Yuli Irawan juga mengakui ia pernah bekerja sebagai penggembala kambing.Tak sedikitpun malu dengan fakta tersebut, Eko justru membeberkan pekerjaannya itu telah mengajarinya bertanggung jawab."Jika saya kehilangan seekor kambing, saya harus membayarnya. Kami miskin.Kami miskin. Kami harus berhati-hati dalam melakukan pekerjaan kami," ungkap Eko Yuli Irawan, dikutip dari situs resmi Olimpiade.
(*)