Find Us On Social Media :

Istrinya Sempat Lambaikan Tangan Saat Sakaratul Maut, Anwar Fuady Ungkap Cerita Pilu Detik-detik Kepergian Almarhumah

By Citra Widani, Rabu, 28 Juli 2021 | 17:07 WIB

Anwar Fuady menitikkan air mata saat menceritakan detik-detik istrinya meninggal dunia karena Covid-19.

Laporan wartawan Grid.ID, Citra Kharisma

Grid.ID - Aktor senior Tanah Air, Anwar Fuady masih diselimuti suasana duka.

Anwar Fuady kehilangan istri dan anak tercintanya sekaligus karena virus Covid-19.

Bermula saat melakukan cuci darah, istri Anwar Fuady tiba-tiba tak sadarkan diri.

Almarhumah kemudian diminta untuk melakukan tes PCR dan hasilnya positif Covid-19.

Sang istri lantas dianjurkan untuk opname, namun Anwar dan keluarga harus berjuang mencari rumah sakit.

Satu persatu rumah sakit ia datangi, namun hasilnya nihil.

Setelah menunggu beberapa lama, salah seorang rekan yang merupakan tenaga medis akhirnya bisa memberikan 1 bed di ruang IGD.

Baca Juga: Istri Meninggal Setelah 50 Tahun Kebersamaan, Anwar Fuady: Saya Udah Gak Bisa Lagi Apa-apa

"Waktu itu nyari setengah mati kita rumah sakit, waiting list aja udah ratusan."

"Akhirnya di Rumah Sakit Ciputra, tapi di IGD untuk nunggu ruang di ICU, tapi pelayanannya tetap bagus," ungkap Anwar Fuady, dikutip dari kanal Youtube Melaney Ricardo, Rabu (28/7/2021).

Anwar Fuady terus memantau kondisi sang istri tercinta, namun takdir berkata lain.

Istri Anwar meninggal dunia setelah dirawat selama 5 hari secara intensif.

"Di rumah sakit itu hari pertama masih biasa, tapi saturasinya menurun sampai 5 hari (di rumah sakit) dan meninggal," jelasnya.

Anwar Fuady juga mengungkapkan cerita pilu saat detik-detik kepergian Almarhumah.

Almarhumah yang sudah sakaratul maut tiba-tiba menengadahkan wajahnya dan melambaikan tangan ke arah Anwar.

Baca Juga: Anwar Fuady Ceritakan Momen Jelang Sakaratul Maut Sang Istri

Hanya dalam hitungan menit, sang istri dinyatakan meninggal dunia.

"Iya, dia menengadahkan wajah ke atas, dia melambaikan tangan, kemudian terus turun (wajah) dan meninggal, dan dia meninggal juga dengan tenang."

"Istri saya itu memang kuat dan tenang, bayangin 5 jam, 2 kali seminggu (cuci darah) selama 5 tahun," tandasnya.

(*)