Korps Pengawal Revolusi Islam adalah pasukan elit yang melakukan misi bayangan di luar perbatasan Iran dan menekan perbedaan pendapat internal di dalam.
Mereka hanya melapor kepada pemimpin tertinggi negara itu. Beberapa dari anggota kelompok ini adalah pasukan komando yang memasok dan melatih militan di sekitar wilayah tersebut.
Operasi mereka telah dikaitkan dengan serangan teror seperti pengeboman tahun 1983 di kedutaan besar AS dan barak Marinir di Beirut.
Sementara itu, Jong Oh sendiri gagal melewati tahap kualifikasi di Olimpiade Tokyo 2020 sehingga ia dipulangkan ke Korea Selatan.
Meski begitu, komentarnya tentang Foroughi telah menjadi berita utama di berbagai media asing.
Gegara komentarnya pula, banyak netizen berbondong-bondong mengecam Korea Selatan di Twitter.
Mereka menggaungkan tagar #SouthKoreaRasict karena komentar atlet Korea bersifat rasis.
Komentar Jong Oh itu muncul setelah United for Navid, kelompok yang dibentuk setelah insiden eksekusi pegulat Iran Navid Afkari, mengkritik Komite Olimpiade Internasional.
Mereka juga tidak setuju dengan sikap Komite Olimpiade Internasional yang telah mengizinkan Foroughi berkompetisi.
"Kami menganggap pemberian medali emas Olimpiade kepada penembak jitu Iran Javad Foroughi tidak hanya menjadi bencana bagi dunia olahraga Iran tetapi juga bagi komunitas internasional, dan terutama reputasi IOC."