Siapa sangka, Raffi lantas teringat ayah tercintanya yang kini telah wafat.
Diakui Raffi, sebelum meninggal, ayahnya pernah menjadi seorang direktur hingga bos di suatu bank.
Sayangnya, bank tersebut mengalami likuidasi hingga terlilit utang.
Tak pelak, ayah Raffi pun langsung banyak pikiran.
"Karena bokap gue itu pernah jadi direktuk sebuah bank, naik-naik jadi bos tiba-tiba banknya likuidasi susah-susah susah, kelilit utang, stres banyak pikiran, meninggal (karena) jantung," ujarnya.
Oleh karena itu, Raffi pun harus bekerja keras sejak masih muda.
"Jadi bokap gue meninggal pas gue umur 16 tahun," ujarnya.
"Jadi percaya-nggak percaya gue dari umur 13 tahun sampai umur 20 tahun, gue tuh selalu minta ke nyokap gue. kan gue kirimin duitnya," pungkasnya.
Meski begitu, di usia 21 tahun, Raffi mulai mandiri dan mengelola keuangannya sendiri.
(*)