Laporan Wartawan Grid.ID, Silmi Nur Aziza
Grid.ID - Para pasien terpapar covid-19 tanpa gejala ataupun gejala ringan biasanya melakukan isolasi mandiri (isoman).
Ya, isoman sendiri sangatlah penying guna mengurangi penyebaran virus corona.
Umumnya, isolasi mandiri dilakukan selama 10-14 hari.
Melansir Tribunnews.com, apabila tubuh mulai merasakan gejala Covid-19, sebaiknya atur jadwal untuk tes PCR di fasiitas kesehatan terdekat dan melakukan isolasi mandiri.
Meski begitu dalam pelaksanaan isolasi mandiri, ada beberapa hal yang mesti diperhatikan pasien saat menjalani isolasi mandiri.
Salah satunya gejala keparahan yang bisa terjadi kapan saja.
Melansir GridHealth.ID, hal itu diungkapkan Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito.
Ia menyarankan agar pasien isolasi mandiri melakukan pencatatan mandiri terkait perkembangan setiap gejala dan kondisi tubuh yang dirasakan.
Hal ini dilakukan agar memudahkan proses pencatatan yang akurat oleh petugas puskesmas yang mengawasi.
Apabila terjadi kondisi yang memburuk, pasien diharapkan segera hubungi nomor darurat dan layanan dokter atau petugas puskesmas setempat.
Adapun tanda-tanda pasien isolasi mandiri kondisinya memburuk diantaranya seperti:
- Mengalami demam tinggi.
- Batuk sesak napas.
- Napas cepat dengan frekuensi lebih dari 30 kali per menit.
“Pastikan protokol kesehatan saat memobilisasi pasien ke puskesmas atau rumah sakit diterapkan secara ketat menggunakan ambulans milik pemerintah setempat dengan petugas yang mengenakan APD secara lengkap,” ujar Prof. Wiku.
Pasien Covid-19 dengan gejala yang memburuk harus segera mendapatkan penanganan yang tepat dari fasilitas kesehatan untuk menghindari kondisi yang lebih parah.
Untuk itu jika pasien isolasi mandiri mengalami tanda-tanda tersebut jangan ragu untuk menghubungi bantuan medis.
(*)