Tapi semua itu bukan salah musiknya, melainkan liriknya.
"Ulama kemudian memberikan beberapa poin, di antaranya musik atau lagu atau nyanyian apa sih yang kemudian dilarang? Di antaranya yang pertama yang mengandung lirik-lirik yang bisa mengajak seseorang kepada dosa gitu kan," lanjut Ustaz Solmed.
"Atau kemudian lirik lirik yang bisa membuat orang keluar dari agama, atau kemudian penampilan penyanyinya yang bisa mengumbar syahwat," jelasnya.
"Tapi bukan musiknya yang salah gitu. Bukan nyanyiannya yang salah. Tergantung poin mana nih yang mau dikupas."
"Ada poin yang berkaitan dengan liriknya, ada poin yang berkaitan dengan penampilannya, ada poin yang berkaitan dengan pendengarnya. Begitu dia dengar musik, tiba-tiba dia lalai, lalu kemudian dia meninggalkan solat."
"Maka bukan juga musiknya yang salah, tapi memang orangnya yang tidak bisa memahami untuk membagi waktu kapan dia harus merileksasi pikirannya dengan musik, dan kapan dia harus menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim."
Baca Juga: Tak Mau Lagi Berurusan dengan Dunia Musik, Uki eks Noah Sebut Musik Itu Masuknya Pintu Maksiat!
"Nah jadi ada banyak poin yang bisa dilihat dan kemudian menjadi petunjuk hukum," imbuhnya.
Ustaz Solmed tak memungkiri jika ada sahabat Nabi yang sangat suka dengan musik salah satunya, Abdullah bin Ja'far.
"Bahkan beberapa sahabat Nabi ya banyak menghalalkan musik. Ada Abdullah bin Jafar misalnya dan lain-lain. Maka pada prinsipnya kita harus saling menghormati, saling menghargai setiap perbedaan," ucapnya.
(*)