Grid.ID - Kehidupan seorang Maia Estianty memang selalu membuat banyak orang penasaran.Termasuk kisah masa lalunya.Seperti yang kita ketahui selama ini istri dari Irwan Mussry tersebut memang dianggap sebagai wanita yang pintar dan mandiri.Maia Estianty bahkan tak pernah neko-neko dan memiliki image baik di mata masyarakat.Namun siapa sangka, saat remaja Maia Estianty ternyata sempat badung pula layaknya remaja seusianya.Fakta tersebut pun disampaikan Maia Estianty sendiri tatkala dirinya menjadi bintang tamu kanal YouTube Mama Emma Channel yang diunggah 21 Juli 2021 lalu.
Pada kesempatan itu, mulanya Maia Estianty membeberkan bahwa saat remaja dirinya merupakan murid yang pintar.Maia bahkan bisa masuk di sebuah Sekolah Menengah Pertama (SMP) nomer 1 se-Jawa Timur."Jadi aku dulu waktu SMP itu juga 10 terbaik STTB itu sekolah nomer 1 di Jawa Timur," beber Maia Estianty.Namun saat dirinya menginjak bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), Maia rupanya sempat mengalami penurunan prestasi akademik.Ya, kala itu Maia Estianty mengaku mendapat juara di urutan belakang.
Baca Juga: Akhirnya Terungkap, Ternyata Bayaran Maia Estianty Jadi Juri Indonesian Idol Bisa untuk Biaya Kuliah El Rumi di Inggris: Gue Bisa Sekolahin Anak Gue ke Luar Negeri!"Makanya waktu aku kelas 2 SMA dapat raport udah di kelas paling belakang, juaranya juga paling belakang lagi kan," ungkap ibunda Al El Dul tersebut.Gegara hal tersebut, Maia pun membeberkan sang ayah sempat marah."Itu bapak saya kan udah mantan rektor segala macem langsung kayak ngamuk-ngamuk ini kenapa begini," ucap Maia Estianty.
Namun dengan santainya, saat itu Maia malah memberikan alasan yang bikin ngakak kepada sang ayah."Terus aku jawab gini tante, gapapa udah bosen kemaren belajar mulu, sekali-kali bedalah pak," ungkap Maia Estianty sembari tertawa."Sekali-kali jadi goblok gitu lho, bokap cuma geleng-geleng gak bisa ngomong gitu," tambahnya.
Sekedar informasi, ayah Maia yakni Ir. Harjono Sigit Bachroen Salam diketahui tak cuma mantan rektor, ia juga merupakan salah satu orang yang pertama kali mengembangkan pendidikan arsitektur di Surabaya.