Laporan Wartawan Grid.ID, Hana Futari
Grid.ID - Nikita Mirzani memberi dukungan terhadap orangtua Ayu Ting Ting yang mendatangi rumah haters di Bojonegoro, Jawa Timur.
Dukungan tersebut diberikan Nikita Mirzani di tengah cacian yang diterima orangtua Ayu Ting Ting terkait aksinya itu.
Terlebih, kejadian ini juga turut ditanggapi oleh anggota DPR Rahmad Handoyo.
Melalui unggahannya, Nikita pun menyuratkan pesan untuk Rahmad Handoyo.
"Teruntuk bapak anggota DPR RI komisi IX Rahmad Handoyo. Kenapa anda pertanyakan ortunya Ayu Ting Ting bisa lolos penyekatan ke Bojonegoro!"
"Kenapa bukan yang ada pertanyakan adalah kenapa salah satu warga Bojonegoro bisa ada hatters yang tidak punya prikemanusiaan," tulis Nikita Mirzani mengawali tulisannya di Insta Storiesnya @nikitamirzanimawardi_172 seperti dikutip Grid.ID, Jumat (6/8/2021).
saat mendatangi rumah sang haters, orangtua Ayu Ting Ting hanya bertemu dengan orangtua si pem-bully.
"Ada yang bilang harusnya yang disamperin itu yang ngebully dong bukan orangtuanya," Sambungnya.
"Hey netizen, yang pikirannya sempit. Anaknya yang ngebully lagi jadi TKW di negara orang. Ada orangtuanya doang di rumah yang orangtuanya lah yang diajak ngomong," lanjut Nikita Mirzani.
Menurut Nikita Mirzani, orangtua sang pembully perlu mengetahui apa yang sudah dilakukan anaknya terhadap Ayu Ting Ting.
"Biar orangtuanya tahu sekalian kelakuan anaknya. Selain jadi TKW dia juga punya waktu buat ngebully orang. Anak kecil lagi yang dibully," lanjut mantan istri Dipo Latief itu.
Nikita Mirzani pun mengacungi jempol dengan aksi yang dilakukan orangtua Ayu Ting Ting.
"Baguslah orangtuanya Ayu bisa ngomong sama itu perempuan hatersnya Ayu. Biar disampaikan ke yang bersangkutan untuk tidak melakukan lagi kesalahan yang sama," tutup Nikita Mirzani.
Sayangnya, aksi orangtua Ayu Ting Ting yang rela berangkat ke Bojonegoro, Jawa Timur demi mendatangi rumah haters mendapatkan protes dari seorang anggota DPR bernama Rahmad Handoyo.
Rahmad Handoyo mempertanyakan bagaimana kedua orangtua Ayu Ting Ting bisa berangkat ke Bojonegoro, Jawa Timur di tengah masa PPKM.