Grid.ID - Mantan atlet badminton, Taufik Hidayat belum lama ini mengkritisi euforia Olimpiade Tokyo 2020 yang tengah dirasakan masyarakat Indonesia.
Selain memberi kritik, Taufik Hidayat juga memberikan saran kepada pemerintah yang kini turut dalam euforia Olimpiade Tokyo 2020.
Sebagaimana diketahui, euforia Olimpiade Tokyo 2020 terjadi lantaran Indonesia berhasil menyabet medali emas cabang Badminton ganda putri yang berhasil diraih Greysia Polii dan Apriani Rahayu.
Tak hanya Indonesia, kemenangan Greysia Polii dan Apriani Rahayu juga disoroti dunia usai berhasil mengalahkan ganda putri China Cheng Qingchen dan Jia Yi Fan.
Pasalnya, perolehan medali emas ini pertama kali terjadi dalam sejaran badminton ganda putri di Indonesia.
Berkat perolehan medali emas Greysia dan Apriani, Indonesia berhasil menduduki peringkat 37 dan menyumbangkan 1 medali emas, 1 medali perak, dan 3 medali perunggu.
Tak ayal, kabar bahagia kemenangan ganda putri badminton itu menjadi euforia di Indonesia.
Baca Juga: Ini Dukungan Candra Wijaya dan Taufik Hidayat untuk Atlet Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020
Bahkan, Presiden Jokowi turut senang dan memberikan selamat langsung kepada dua srikandi Indonesia.
Bahkan, orang nomor satu di Indonesia itu mengundang Greysia dan Apriani ke Istana Merdeka.
Euforia Olimpiade Tokyo 2020 tengah dirasakan, mantan atlet badminton Taufik Hidayat mengingatkan akan satu hal.
Hal itu menjadi kritikan bagi pemerintah karena dinilai masih kurang perhatian terhadap para atlet.
Pendapat Taufik Hidayat itu terlihat dalam tayangan YouTube NGOBROL ASIX, pada Jumat (6/8/2021).
"Menurut kamu gimana prestasi badminton sekarang sama zaman kamu gimana? dengan berhasilnya dapat emas di Olimpiade Tokyo?" tanya Anang Hermansyah.
Taufik pun lantas mengakui apresiasi atas kemenangan para atlet kini jauh lebih baik daripada zamannya dulu.
Hanya saja, perhatian pemerintah terhadap dunia olahraga masih kecil.
"Sekarang apresiasi lebih (bagus), tapi perlu catatan bahwa olahraga kita ini belum prioritas negara," jawab Taufik Hidayat.
Mantan anggota komisi X DPR RI itu pun terkejut dengan pengakuan sang legenda bulutangkis Indonesia.
"Kok Taufik bisa bicara ke sana itu dasarnya politik anggaran atau aturan" tanya suami Ashanty.
"Anggaran buat olahraga nggak seberapa, negara besar loh," jawab Taufik.
Ayah mertua Atta Halilintar itu pun penasaran dengan anggaran yang harusnya diberikan di bidang olahraga.
"Idealnya berapa?" tanya Anang.
"Idealnya kalau buat bulutangkis aja setahun itu 80-100 (juta) sendiri. PBSI ada anggaran habisnya sekian, pemerintah nyumbang berapa sih," jawab Taufik.
Anang kembali penasaran dengan besaran bantuan pemerintah untuk mendukung bidang olahraga Indonesia.
"Dari APBN, kemenpora dikasih berapa sih?" tanya Anang.
"10-20% ada kali sekarang," jawab Taufik.
Tak hanya menyentil soal anggaran yang kurang diberikan untuk para atletik.
Taufik juga menyinggung soal euforia kemenangan atlet bulutangkis yang tak sebanding dengan pemberian negara untuk para atlet menuju kemenangannya.
Mantan atlet bulutangkis yang menggantungkan raket pada tahun 2012 lalu memberikan beberapa saran.
"Agar perhatiannya agak lebih aja ke olahraga. Kalau lagi juara kayak gini euforia, tapi kan sebelum menjadi (juara) itu nggak gampang. Butuh proses yang lama." terangnya.
Taufik pun meminta agar cabang olahraga (cabor) bulutangkis mendapat perhatian lebih.
"Saya minta bulutangkis jadi prioritas tergantung pertandingannya ya. Bukan mengecilkan cabang olahraga yang lain, tapi medali (emas) ini selalu dari bulutangkis, medali yang lain selalu dari angkat besi. Jadi nggak semua disamaratakan," pungkasnya.
(*)