Find Us On Social Media :

Mi Instan Punya Sisi Gelap yang Berbahaya, Begini Cara Mengolahnya Agar Sehat dan Tak Berbahaya Bagi Tubuh

By Rissa Indrasty, Sabtu, 7 Agustus 2021 | 19:57 WIB

ilustrasi mi instan

Laporan Wartawan Grid.ID, Rissa Indrasty

Grid.ID - Mi instan merupakan makanan pilihan masyarakat Indonesia ketika lapar di malam hari.

Tak hanya itu, mi instan juga menjadi makanan ketika tengah berkumpul bersama keluarga atau teman-teman.

Namun, efek mi instan sangat berbahaya bagi tubuh jika dikonsumsi setiap hari.

Dilansir Grid.ID melalui Intisari Online, Sabtu (7/8/2021), mie instan ini dibuat agar tahan lebih lama, tentu saja ada proses yang panjang.

Mi instan rendah kandungan nutrisi, tinggi lemak, kalori dan sodium dan dicampur dengan pewarna buatan, pengawet, zat aditif dan perasa.

"Dalam kebanyakan kasus monosodium glutamat (MSG) serta hidrokuinon tersier-butil (TBHQ) - pengawet kimia yang berasal dari industri minyak bumi - mungkin ada dalam mi instan untuk meningkatkan rasa dan menjaga ketahanan."

"Meskipun asupan makanan dari unsur-unsur ini diperbolehkan dalam batas, asupan teratur dari mi instan dapat menyebabkan masalah kesehatan yang parah," kata Dr Sunil Sharma, dokter umum dan kepala darurat, Madan Mohan Malviya Hopsital, New Delhi.

Baca Juga: Makan Mi Instan Setiap Malam Tanpa Henti Sejak SMA, Nyawa Pria ini Tak Tertolong Setelah Rasakan Kejanggalan ini Pada Tubuhnya

Dikutip Grid.ID melalui Tribunnews.com, Sabtu (7/8/2021), mi instan sering dianggap sebagai makanan miskin gizi dan malah dituding banyak mengandung zat berbahaya seperti MSG (penyedap rasa), pewarna makanan, dan pengawet serta bahan pengenyal mi.

Namun ternyata salah jika melarang sama sekali konsumsi mi instan. Boleh saja jika sekali-sekali makan mie instan asal makanan instan itu disehatkan terlebih dulu. Berikut ini cara menyehatkan mie instan.

"Mie instan adalah sumber karbohidrat yang bukan komplek. Bahannya terbuat dari terigu, tepung yang diproses. Makin diproses, sumber karbohidrat jadi makin kurang sehat. Selain itu, di dalam kemasan mie instan terdapat terdapat bumbu dan minyak. Bumbu dan minyak ini yang bikin mie instan jadi enak karena banyak garam, penyedap dan lemak dari minyak," ujar Dr. Fiastuti Witjaksono, SpGK dari departemen gizi fakultas kedokteran UI Jakarta.

Kebanyakan garam, penyedap dan lemak ini tentunya merugikan kesehatan. Terlalu banyak bumbu mi instan dan penyedap bisa membahayakan tekanan darah karena keduanya sama-sama sumber natrium. Kebanyakan lemak bisa membahayakan kesehatan jantung.

Meski begitu, Dr. Fiastuti berpendapat agak salah kaprah jika melarang mengonsumsi mie instan.

"Boleh-boleh saja makan mie instan, asal ada syaratnya," katanya. Syarat pertama adalah mengurangi bumbu dan minyaknya. Bumbu harus dikurangi agar asupan natrium yang berlebihan bisa dihindari. Minyak bumbu mie instan pun harus dikurangi untuk mengurangi asupan lemak.

"Apalagi jika mie instan itu disiapkan untuk anak-anak. Anak tidak dianjurkan makan garam atau gula berlebihan. Jangan mengajari anak untuk menyantap makanan yang kebanyakan garam dan penyedap."

Baca Juga: Stop Sekarang Juga! Jangan Santap Nasi Putih Dicampur Tiga Makanan Ini Kalau Ogah Nyesel Seumur Hidup

"Sebab begitu anak tahu rasa enak dari makanan yang banyak garam dan penyedap dia tak mau lagi makanan yang kurang asin. Beda dengan orang dewasa yang sudah punya nalar dan memilih makanan sehat. Sama halnya dengan rasa manis."

"Anak yang biasa minum manis akan kesulitan minum susu tanpa gula. Maka mulailah memberi anak susu plain atau tanpa rasa," katanya.

Meskipun anak tidak boleh diberi diet rendah lemak, ia menegaskan anak tidak boleh diberi lemak sebebas-bebasnya. Dr. Fiastuti berpesan agar anak tetap diberi lemak namun tetap dipilihkan lemak tak jenuh tunggal dan ganda seperti yang terdapat pada alpukat dan ikan.

Syarat kedua, harus ditambahkan zat gizi yang lain sehingga memasok gizi yang komplit untuk tubuh. "Mie instan jadi makin tak sehat jika dikonsumsi hanya mie saja. Itu artinya, kita hanya mengasup karbohidrat saja. Apalagi jika mie instan dijadikan lauk makan nasi. Ini makin tak sehat," tegas Dr. Fiastuti.

Agar sehat, hendaknya mie instan disajikan bersama dengan sayuran dan sumber protein sehingga tercapai komposisi ideal 60 persen karbohidrat, 15-20 persen protein dan 30 persen lemak. "Sumber protein paling mudah ditambahkan di mie instan adalah telur. Sumber protein telur ini termasuk yang paling baik karena mengandung asam amino yang paling lengkap," kata Dr. Fiastuti. (*)

Baca Juga: Tolong Jangan Lagi Makan Mie Pakai Wadah ini, Akibatnya Bisa Bikin Nyawa Melayang!