Laporan Wartawan Grid.ID, Nisrina Khoirunnisa
Grid.ID - Masyarakat Indonesia sebentar lagi akan menyambut HUT ke-76 RI dengan penuh sukacita.
Tepat pada Selasa (17/8/2021), seantero negeri akan merayakan HUT ke-76 RI.
Sebelum memperingati HUT ke-76 RI, yuk kenali dulu sejarah lomba 17 Agustus yang sering dimeriahkan oleh masyarakat Indonesia.
Mengutip dari Kompas.com, ternyata perayaan lomba 17 Agustus mulai ramai dilakukan sekitar tahun 1950-an.
Rupanya, intensitas persatuan Indonesia kala itu sedang menurun.
Maka dari itu, ajang perlombaan dilakukan oleh masyarakat dalam rangka menyambut kemerdekaan Indonesia.
Tentunya hal tersebut dilakukan agar masyarakat Indonesia dipersatukan dengan penuh kegembiraan.
Sementara itu, setiap perlombaan yang digelar oleh masyarakat Indonesia juga punya filosofi tersendiri, lho.
Mulai dari lomba makan kerupuk, balap karung, hingga panjat pinang pun ada sejarahnya masing-masing.
Melansir dari Bobo.grid.id, berikut Grid.ID sajikan sejarah lomba 17 Agustus yang rutin digelar oleh masyarakat Indonesia.
1. Lomba makan kerupuk
Lomba makan kerupuk ternyata bermula karena kondisi rakyat Indonesia yang dulu kala belum memiliki ekonomi yang baik.
Terlebih usai zaman penjajahan, Indonesia masih cukup terpuruk pasca kemerdekaan.
Dari keadaan tersebut, kerupuk menjadi bagian dari lauk pauk yang menjadi simbol pangan masyarakat Indonesia.
Setelah perekonomian Indonesia membaik, kini kerupuk dijadikan makanan pelengkap oleh masyarakat Tanah Air.
2. Lomba balap karung
Sejarah lomba balap karung rupanya ada kaitannya dengan zaman penjajahan Jepang, lho.
Dengan segala kekurangan masyarakat Indonesia pada zaman penjajahan Jepang, membuat rakyat Tanah Air menggunakan karung goni kemanapun perginya.
Tak heran jika kini karung goni dijadikan alat untuk ajang balap karung pada lomba 17 Agustus.
3. Lomba panjat pinang
Berbeda dari balap karung, lomba panjang pinang mengingatkan kisah rakyat Indonesia pada zaman penjajahan Belanda.
Baca Juga: Peringati HUT ke-75 RI, Indra Bekti Gelar Lomba 17 Agustus Secara Online
Dulu, masyarakat Indonesia diminta oleh para pejabat Belanda untuk mengikuti perlombaan panjat pinang ketika sebuah pernikahan digelar.
Orang Belanda akan meletakkan hadiah-hadiah menarik di atas pohon pinang, dan selanjutnya rakyat Indonesia berlomba-lomba untuk meraih kemenangan dalam acara tersebut.
Ajang panjat pinang yang digelar oleh orang Belanda identik dengan penghinaan karena rakyat yang berlomba akan jadi bahan tertawaan para undangan pernikahan.
Namun saat ini, panjat pinang dinilai sebagai permainan rakyat yang menguji kreativitas dan kekompakan tim untuk mencapai kemenangan.
(*)