Laporan Wartawan Grid.ID, Silmi Nur A
Grid.ID - Salah satu vitamin yang paling banyak dicari di masa pandemi ini adalah kebutuhan akan vitamin C. Tak dipungkiri, banyak masyarakat mencoba memenuhi kebutuhan mereka akan vitamin C dengan mengonsumsi suplemen vitamin.
Bukan tanpa alasan, pasalnya vitamin C merupakan salah satu kebutuhan tubuh yang tidak bisa diproduksi langsung oleh tubuh. Hal ini membuat kita mencari tambahan suplemen vitamin C untuk mencukupi kebutuhan tuhbuh. Melansir Sajian Sedap, kebutuhan vitamin C bisa didapatkan dari makanan yang kita konsumsi sehari-hari seperti buah dan sayur. Dan salah satu sumber vitamin C lainnya ialah suplemen botolan yang banyak dijual di pasaran. Well, vitamin C botolan biasanya mengangung 1000 mg kandungan vitamin C.
Hanya saja, meski vitamin C dirasa baik dan sehat untuk tubuh apalagi untuk menangkal virus, nyatanya para ahli justru memberikan larangan untuk mengonsumsi vitamin C botolan ini setiap hari. Loh kok begitu? Hal ini rupanya dikarenakan kebutuhan vitamin C oleh tubuh. Seperti yang kita tahu, vitamin C banyak diburu di masa pandemi ini untuk meningkatkan imunitas tubuh. Namun, dokter Spesialis Gizi Klinik dr. Diana Felecia Suganda, M.Kes, Sp.GK menjelaskan, hal terpenting untuk meningkatkan imunitas tubuh adalah konsumsi gizi seimbang.
Seporsi makanan terdiri dari makanan pokok, sayuran, buah, dan lauk-pauk. Sehingga kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral terpenuhi.
Baca Juga: Dijamin Langsung Glowing! 4 Rekomendasi Serum Vitamin C yang Ampuh Cerahkan Kulit Kusam, Mulai Rp70 ribu!"Jika sudah mencukupi itu komposisi makanannya, maka tidak perlu tambahkan suplemen," ungkap dia dalam webinar RSPI: Gizi Baik untuk Meningkatkan Imunitas, Rabu (10/6/2020) dikutip dari Kompas.com. Namun apabila konsumsi gizi seimbang tersebut tidak bisa terpenuhi, barulah perlu mengonsumsi sumplemen vitamin C. Prinsipnya, tidak semua orang harus mendapatkan suplemen vitamin C, apalagi dengan dosis tinggi. Diana menyatakan bahwa kebutuhan vitamin C kita setiap hari hanya 90 miligram bagi wanita dewasa dan 150 miligram bagi pria dewasa. Setidaknya, paling banyak 200 miligram bagi perokok.
"Jadi kalau minum vitamin C yang 1.000 miligram, berarti kita meminum 10 kali lipat dari angka kecukupan gizi," katanya.
Kebutuhan vitamin C ini pun bisa dipenuhi melalui buah dan sayuran.
Di antaranya dari jambu biji yang mengandung vitamin C 126 miligram per buahnya, jeruk 69 miligram, dan tomat 28 gram. Pada satu cup mangga mengandung 45 miligram vitamin C, pepaya 88 miligram, dan kiwi 166 miligram. Kemudian pada satu cup brokoli mengandung 80 miligram vitamin C, daun peterseli 79 miligram, dan kembang kol sebanyak 46 miligram. Diana kemudian menyatakan bahwa asupan vitamin C bagi tenaga kesehatan tentu hal yang berbeda, yakni bisa mencapai 500-1.000 miligram per hari. Namun Diana menekankan, kebutuhan vitamin C untuk tenaga kesehatan itu tak seluruhnya didapat dari suplemen. Ia berujar bahwa tenaga kesehatan tetap mendapat asupan vitamin C dari buah dan sayur setiap harinya.
Hanya saja, terkadang para tenaga medis ini mendapat selingan vitamin C dengan dosis 500 miligram.
Baca Juga: Tak Hanya Membuat Wajah Jadi Cerah, Ini Dia 3 Manfaat Air Lemon untuk Kecantikan Kulit!"Jadi tidak setiap hari (konsumsi suplemen vitamin C), kami selang-seling," katanya. Maka dari itu, Diana menekankan, masyarakat tidak perlu membeli suplemen vitamin C secara berlebihan, sebab kebutuhan vitamin C dapat ditemui dengan mudah pada buah dan sayur. "Makanan utamanya dulu dipenuhi, asupannya yang bagus, baru kalau memang kurang, tambahkan suplementasi," ungkapnya. Ia menjelaskan, mengonsumsi vitamin C dengan dosis tinggi setiap harinya tentu akan memberikan efek samping.
Karena itu , ia menyarankan, untuk masyarakat yang non-tenaga kesehatan cukup dengan mengonsumsi vitamin C dengan dosis 90-200 miligram setiap harinya.
(*)