Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Santan adalah campuran air dan ampas kelapa.
Daging buah kelapa diparut, direbus, lalu diperas, hingga keluar santannya.
Santan kaya akan nutrisi dan lemak baik untuk tubuh.
Bayi membutuhkan lemak esensial untuk perkembangan otak, isolasi, dan kesehatan kulitnya.
Santan juga mengandung vitamin dan mineral seperti zat besi, magnesium, seng, vitamin C dan E.
Semua nutrisi ini dapat membantu menjaga kesehatan, perkembangan, dan meningkatkan kekebalan bayi.
Dilansir Grid.ID dari Parenting Firstcry, ada banyak sekali manfaat santan untuk si kecil, seperti membantu perkembangan otak, memperkuat kekebalan tubuh, sebagai antimikroba, sampai membunuh cacing di usus.
Kita bisa mulai memberikan santan kepada bayi saat ia berusia delapan bulan atau saat mulai mengonsumsi makanan padat.
Pertama kali memberikan santan kepada bayi, mulailah dengan beberapa sendok saja untuk memeriksa apakah bayi alergi atau tidak.
Santan bisa jadi campuran pada nasi, kentang, dan makanan lainnya
Kini, kita bisa mudah memperoleh santan secara instan.
Kita memang bisa membeli santan instan agar praktis, tapi tidak untuk bayi.
Apabila hendak dikonsumsi si kecil, sebaiknya mengolah santan secara alami saja.
Dengan begitu, maka bisa meminimalisir bahan pengawet pada makanan bayi.
Lantas, bagaimana sih cara membuat santan yang aman untuk bayi?
Langsung saja, berikut cara membuat santan untuk MPASI bayi yang tepat.
Bahan-bahan:
- Satu buah kelapa segar yang sudah dikupas kulitnya
- Air hangat
- Air kelapa
Cara membuat:
1. Pecahkan kelapa, kumpulkan air kelapa dalam mangkuk, dan sisihkan.
2. Parut kelapa yang sudah dikupas kulitnya, lalu rebus dengan air hangat.
Baca Juga: Mitos Santan Mengandung Kolesterol dan Tak Baik Bagi Kesehatan, Begini Faktanya Menurut Ahli
3. Campurkan air kelapa dengan daging kelapa yang sudah direbus, lalu aduk hingga membentuk pasta kental.
4. Tuangkan pasta ini ke kain bersih dan peras.
5. Kumpulkan santan dalam mangkuk bersih dan biarkan dingin.
Santan adalah cairan yang sehat.
Tetapi, memasukkannya ke dalam makanan bayi hanya boleh setelah berkonsultasi dengan dokter dan begitu si kecil berusia sekitar delapan bulan, ya.
(*)