Kontaminasi yang dimaksud tidak sebatas kontaminasi air, tapi juga cahaya dan udara, yang sama-sama dapat menumbuhkan bakteri.Tak hanya itu, menggunakan botol pelastik bekas air kemasan untuk diisi ulang ternyata juga mengkawatirkan meski membuat praktis dan mengurangi sampah.Dikutip Grid.ID melalui Kompas.com, Selasa (17/8/2021), yabg Dilansir dari artikel VeryWellFit, 19 September 2019, yang secara medis ditelaah oleh Richard N Fogoros, MD, ada dua kekhawatiran dari memakai ulang botol plastik sekali pakai:
Bahan kimia berbahayaMayoritas botol sekali pakai terbuat dari polyethylene terephthalate (PET).Sejauh ini, belum ada bukti pasti yang menunjukkan bahwa menggunakan kembali botol air berbahan PET dapat meningkatkan risiko cemaran bahan kimia berbahaya.Sebelumnya, memang ada kekhawatiran bahwa bahan kimia bisphenol A (BPA), yang banyak digunakan dalam produk plastik agar lebih keras, dapat mencemari makanan.Akan tetapi, kebanyakan botol plastik pada saat ini telah diformulasikan agar bebas dari BPA yang dapat mennganggu perkembangan saraf dan organ reproduksi.Selain BPA, zat yang menimbulkan kekhawatiran adalah antimon, sebuah logam yang berpotensi karsinogenik dan biasanya digunakan dalam pembuatan plastik.Banyak studi telah mencoba untuk mencari tahu apakah antimon mencemari air dan makanan yang disimpan dalam botol atau wadah berbahan PET.