Ashok Diwan bahkan divonis hanya memiliki kesempatan hidup selama 18 bulan.
Anehnya, saat mendiagnosa Ashok Diwan, Dr. SN Singh tidak melakukan tes biopsi otak terlebih dahulu untuk mengecek kesehatan otak pasiennya.
Dokter yang menangani Ashok Diwan tak melakukan tes biopsi otak dengan alasan alat yang dimiliki rumah sakit tidak memadai.
Dr. Singh kemudian membawa seorang ahli onkologi, untuk mengkonfirmasi kondisi Ashok.
Ahli Onkologi itu pun menyebutkan Ashok menderita kanker otak stadium empat.
Tanpa melakukan biopsi, mereka mulai memberikan perawatan kanker berupa, radioterapi, kemoterapi dan steroid selama sebulan penuh pada Ashok.
Sebulan menjalani perawatan kanker, kondisi Ashok Diwan justru semakin memburuk.
Ashok yang awalnya masuk rumah sakit dalam keadaan sehat justru berakhir koma selama 4 bulan di ICU.
Satu per satu organ vital dalam tubuh Ashok pun mulai mengalami penurunan fungsi.
Penyakit komplikasi seperti diabetes dan infesi paru-paru dan otak pun mulai menyerang tubuh Ashok.
Puncaknya adalah ketika Ashok tiba-tiba saja di diagnosa menderita penyakit kulit langka yang mematikan, Toxic Epidermal Necrolysis (TEN).