Naskah bersejarah tersebut ternyata disusun oleh Bung Karno, Hatta, dan Soebardjo hanya dalam kurun waktu 2 jam.
Setelah itu, teks yang menjadi bagian penting dalam sejarah bangsa Indonesia tersebut langsung diketik oleh Sayuti Melik.
Kemudian melansir dari Kompas.com, perumusan teks Proklamasi saat itu ternyata bertepatan dengan bulan ramadhan.
Oleh karena itu, menu sahur yang disantap para pahlawan Kemerdekaan tersebut sangat sederhana yakni roti, telur, dan ikan sarden.
Makanan sahur tersebut disiapkan oleh asisten rumah tangga Laksamana Maeda yakni Satsuki Mishina.
"Waktu itu bulan puasa. Sebelum pulang, aku masih dapat makan sahur di rumah Admiral Maeda. Karena tidak ada nasi, yang kumakan ialah roti, telur, dan ikan sarden, tetapi cukup mengenyangkan," kata Hatta dalam bukunya Menuju Gerbang Kemerdekaan yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas tahun 2011 dikutip Grid.ID via Kompas.com.
Setelah melalui perjuangan yang panjang, pada 9 Ramadhan 1364 atau 17 Agustus 1945, pukul 10.00 WIB, Presiden Soekarno membacakan teks Proklamasi yang menjadi pertanda Kemerdekaan Indonesia.
(*)