Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum
Grid.ID – Memberikan makanan pendamping ASI atau MPASI adalah salah satu fase paling menantang bagi orangtua.
Pada fase ini, orangtua harus pintar dalam mengenalkan berbagai jenis makanan, termasuk rasa dan tekstur makanan.
Fase MPASI penting karena merupakan kesempatan orangtua untuk membiasakan anak sejak dini supaya tidak pilih-pilih makanan.
Sayangnya, orangtua sering kali lupa dengan risiko alergi terhadap makanan tertentu yang dapat dialami si kecil.
Salah satu makanan yang dapat memicu alergi pada anak adalah makanan laut seperti ikan dan udang.
Melansir Kompas.com, alergi udang dapat terjadi karena sistem kekebalan tubuh yang bereaksi dengan protein di dalam udang.
Artinya, sistem kekebalan tubuh akan aktif melawan zat protein di dalam udang yang dianggap sebagai ancaman.
Reaksi alergi ini dapat memicu tubuh melepaskan histamin dan memunculkan berbagai gejala alergi.
Gejala alergi udang pada bayi memang berbeda-beda, namun umumnya meliputi beberapa gejala berikut ini:
- Gangguan pencernaan seperti muntah, sakit perut, diare
- Masalah pernapasan seperti sesak napas
- Batuk dan suara serak
- Pucat dan pusing
- Timbul ruam, biduran, gatal-gatal
- Mulut dan tenggorokan bengkak
- Bingung sampai hilang kesadaran
Baca Juga: Benarkah Intoleransi Laktosa Sama dengan Alergi Susu? Yuk Cari Tahu!
Gejala alergi ini bisa berlangsung ringan dan berlangsung singkat, namun bisa juga berat dan berlangsung dalam waktu lama.
Perlu diingat juga bahwa gejala alergi udang yang berat atau parah dapat memicu anafilaksis yang dapat mengancam jiwa.
Oleh karena itu, orangtua perlu berhati-hati dan mengetahui risiko memberikan udang pada bayi sebagai MPASI.
Melansir Nakita.id, kebanyakan dokter menganjurkan agar orangtua membiasakan anak mengonsumsi buah, sayur dan daging terlebih dahulu sebelum mengonsumsi makanan laut.
Selain itu, dokter anak juga menganjurkan untuk menunggu anak hingga berusia 12 bulan sebelum memberikan udang.
Sedangkan jika orangtua memiliki riwayat alergi udang, ada baiknya untuk menunggu hingga anak berusia tiga tahun.
Penting juga untuk mengamati reaksi atau gejala alergi udang pada anak, mengingat anak tidak bisa mengatakan apa yang dirasakannya. (*)