Find Us On Social Media :

Sering Dicurigai sebagai Tanda Lemah Jantung, Ini Penyebab Sebenarnya Ketika Tangan Terus Berkeringat dan Basah

By Hana Futari, Minggu, 22 Agustus 2021 | 17:21 WIB

Telapak tangan

Laporan Wartawan Grid.ID, Hana Futari

Grid.ID - Sering kali ketika tangan mengalami kondisi yang selalu berkeringat dan basah dikaitkan dengan tanda terjadinya lemah jantung.

Kondisi tangan yang selalu berkeringat dan basah sendiri memang kerap terjadi pada sebagian orang.

Akan tetapi, kondisi tersebut bukan sebuah pertanda jika seseorang itu mengalami lemah jantung.

Dikutip Grid.ID dari Intisari-online.com, tidak ada kaitannya sama sekali kondisi tangan yang selalu berkeringat dan basah dengan fungsi jantung dalam tubuh.

Kondisi telapak tangan yang basah ini disebabkan oleh hiperhidrosis atau produksi keringat berlebih dari kelenjar keringat

Pada umumnya, keringat hanya diproduksi saat suhu udara naik, seperti ketika mengalami demam, saat berolahraga, atau saat cemas dan takut.

Akan tetapi, orang-orang dengan hiperhidrosis seperti tak pernah berhenti memproduksi keringat.

Baca Juga: Jangan Sampai Nyesel karena Telat Tahu, Ternyata Tidur Seperti Ini Bisa Menjadi Pertanda Seseorang Terkena Serangan Jantung, Hati-hati!

Sementara itu, dikutip Grid.ID dari Hai-online.com, ada dua jenis hiperhidrosis dalam dunia medis, yaitu primer dan sekunder, begini perbedaanya.

Hiperhidrosis primer

Hiperhidrosis primer menyebabkan produksi keringat berlebih di tangan, ketiak, wajah, dan kaki tanpa alasan yang jelas.

Meski tanpa adanya aktivitas, keringat terus diproduksi dan menyebabkan efek basah.

Kondisi ini biasanya sudah dialami sejak kecil, atau dalam jangka waktu yang lama.

Hiperhidrosis sekunder

Jika Hiperhidrosis primer hanya membuat tubuh terus berkeringat di beberapa bagian, berbeda dengan hiperhidrosis sekunder.

Baca Juga: Sungguh di Luar Dugaan, Iseng-iseng Makan Tomat dan Minyak Zaitun, Jangan Kaget Kalau Perubahan Besar Ini Akan Terjadi Pada Tubuh Kita!

Hiperhidrosis sekunder menyebabkan keringat mengucur berlebih di seluruh tubuh atau di area tubuh yang cakupannya lebih luas.

Berbeda juga dengan Hiperhidrosis primer yang umumnya dialami sejak kecil, dalam kondisi ini, awalnya tubuh tak mengalami berkeringat secara berlebihan dan terjadi karena pengaruh kondisi medis atau penggunaan obat-obat tertentu.

Hiperhidrosis sekunder dapat dipicu oleh beberapa kondisi medis seperti kehamilan, diabetes, menopause, radang sendi, hipertiroidisme dan obesitas.

Seseorang yang sejak dini sudah mengalami hiperhidrosis primer, tak menutup kemungkinan orang tersebut juga bisa mengalami hiperhidrosis sekunder.

Apabila seseorang mengalami dua jenis hiperhidrosis tersebut, maka produksi keringat akan lebih meningkat.

Terlebih ketika orang tersebut sedang mengalami rasa panik atau takut.

(*)