Find Us On Social Media :

Kini Tak Perlu Pusing Lagi! Beser dan Ngompol pada Lansia Dapat Diatasi Tanpa Obat dengan Cara Ampuh Ini

By Silmi, Selasa, 24 Agustus 2021 | 14:14 WIB

Cara atasi mengompol

Laporan Wartawan Grid.ID, Silmi Nur Aziza

Grid.ID - Salah satu hal yang cukup mengganggu para lansia adalah beser dan mengompol.

Well, beser dan mengompol pada lansia memang kerap terjadi, apalagi pada lansia laki-laki.

Melansir Tribunnews.com, dokter Sub Spesialis Urologi Divisi Geriatri IPD RSCM-FKUI, Prof. dr. Siti Setiati, Sp.U(K), mengatakan bahwa beser memiliki tanda yang menunjukkan keinginan tidak tertahankan untuk berkemih.

Bahkan hal ini bisa terjadi berkali-kali dalam waktu yang berdekatan.

"Beser itu gangguan fungsi berkemih, ditandai dengan keinginan berkemih yang tidak tertahankan, tiba-tiba dan diikuti dengan berkemih berkali-kali," ujar Prof. Siti, dalam webinar bertajuk 'Beser dan Ngompol pada Kelompok Lansia dan Laki-laki, Normalkah?', Kamis (19/8/2021).

Namun, beser yang seringkali dianggap normal, pada hakekatnya merupakan gangguan kesehatan yang dapat menurunkan kualitas hidup, menimbulkan gangguan seksual, bahkan depresi.

Masyarakat diimbau untuk mewaspadai gangguan ini dan segera berkonsultasi kepada dokter untuk mendapatkan terapi yang tepat.

bBaca Juga: Sering Buang Air Kecil Wajar nggak sih? Temukan Jawabanya di Sini

Melansir GridHealth.ID, hasil penelitian Perkumpulan Kontinensia Indonesia (PERKINA) pada tahun 2020 yang melibatkan 585 responden yang terdiri dari 267 pria dan 318 perempuan, menunjukkan bahwa 11,6% atau sekitar 68 dari responden mengalami gangguan berkemih.

Ini berarti, sekitar 1 dari 10 orang memiliki gangguan tersebut.

Hal ini pun merupakan hal yang cukup berpengaruh, baik dari segi kualitas hidup seseorang, hingga beban pengobatan di masyarakat.

Ketua PERKINA, Prof. dr. Harrina Erlianti Rahardjo, SpU (K), PhD pada Virtual Media Briefing pada Kamis, 20 Agustus 2021 mengatakan, “Mengompol atau Enuresis sendiri merupakan kondisi ketika seseorang tidak dapat menahan keluarnya air kencing yang bisa terjadi ketika seseorang tidur atau terbangun."

"Kondisi ini tidak hanya terjadi pada anak-anak, namun juga bisa terjadi pada pria dewasa dan usia tua. Mengompol ini sendiri erat kaitannya dengan kondisi yang disebut Inkontinensia Urin, yaitu ketidakmampuan berkemih secara volunteer.”

Pada kesempatan yang sama, Prof. Dr. dr. Siti Setiati, Sp.PD, KGer, M.Epid, Divisi Geriati  Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM mengatakan, ”Proses penuaan akan berdampak pada pengaturan sistem berkemih."

"Efek Penuaan akan berdampak terhadap peningkatan aktivitas otot detrusor, penurunan sensasi ingin berkemih, serta penurunan kekuatan otot sfingter di saluran kemih."

Baca Juga: Arti Mimpi Mengompol Bisa Jadi Pertanda Keuangan Kurang Baik, Simak Penjelasannya!

"Peningkatkan aktivitas otot detrusor dapat disebabkan oleh keadaan hiperrefleks seperti riwayat stroke, Parkinson, demensia serta instabilitas akibat proses penuaan, obstruksi, batu kandung kemih, atau pembesaran prostat.”

Dalam paparannya, ia juga menjelaskan perbedaan beser dan mengompol, “Beser atau Overactive Bladder (OAB) merupakan sebuah gangguan fungsi berkemih yang mengakibatkan rasa ingin segera berkemih.

Lebih lanjut, beser dapat menjadi salah satu jenis inkontinensia.

Sementara, mengompol atau enuresis atau inkontinensia, merupakan kondisi ketika seseorang tidak dapat menahan keluarnya air kencing atau keluarnya air kencing (urin) tanpa dikehendaki.

Ia juga menjelaskan bahwa terdapat  beberapa penyebab inkontinensia yang dapat diperbaiki tanpa obat-obatan.

Sehingga tidak perlu terlalu terburu-buru dalam memberikan obat bagi pasien inkontinensia.

Tenaga medis pasti akan melakukan pengkajian yang lebih menyeluruh terlebih dahulu sebelum memberikan obat.

Baca Juga: Tak Sengaja Buang Air Garam ke Wastafel, Hal Menguntungkan ini Justru Terjadi, Ibu Rumah Tangga Wajib Tahu!

Beberapa penyebab inkontinensia yang dapat kembali antara lain: Delirium, Infection, Atrophic vaginitis, Pharmaceuticals, Psychological problems, Endocrine disorder, Excess urine output, Reduced mobility, Stool impaction (skibala).

Penyebab-penyebab ini dapat disingkat menjadi DIAPPERS untuk memudahkan menghafalkan.

Penyebab-penyebab ini juga dapat dievaluasi melalui P3G.

“Tata laksana dapat dilakukan secara Non-Farmakologi dan farmakologis. Tatalaksana non farmakologis dengan pembatasan asupan minum,  tidak minum < 2 jam sebelum tidur (nocturia), mengurangi konsumsi kafein, alkohol, minuman bersoda, minuman manis, berhenti merokok, penurunan berat badan, Bladder retaining, latihan otot dasar panggul.

Wah, bagaimana menurutmu?

Baca Juga: Anaknya Sudah Berumur 2 Tahun, Tya Ariestya Mulai Ajarkan Toilet Training, Ini Saran Ahli untuk Melatih Anak Potty Training

 

(*)