Selingkuh bukan berarti tidak bahagia
Seseorang yang selingkuh dari pasangan sering dikaitkan dengan perasaan tidak bahagia dalam menjalani hubungan bersama pasangannya.
Namun banyak ahi berkata lain. Meninjau pengalaman klinis, para ahli menemukan bahwa orang yang berselingkuh sebenarnya sedang "melarikan diri" dari masalah lain atau mencari jati diri.
"Bagi mereka yang mencari jati diri atau menghindari masalah lewat perselingkuhan, selingkuh cenderung menjadi tanda masalah," ungkap psikoterapis Esther Perel di The Atlantic.
Diumpamakan oleh para peneliti, perselingkuhan seperti efek lampu jalan.
Di mana seorang pria mabuk mencari kuncinya yang hilang, tetapi dia mencari bukan di tempat di mana ia menjatuhkan kunci itu, melainkan di tempat yang terkena cahaya (efek lampu hijau) di jalan.
"Masalahnya adalah bahwa tidak seperti orang mabuk yang pencariannya sia-sia, kita selalu dapat menemukan masalah baru dalam pernikahan," jelasnya.
Arti dari perumpamaan ini adalah kunci yang hilang ibarat jati diri, yang dicari di tempat orang lain dengan melakukan perselingkuhan. Bukannya menemukan jati diri, kebanyakan perselingkuhan mendatangkan masalah lain.
Tak berhubungan dengan penampilan atau kepribadian pasangan
Menurut survei yang dilakukan Victoria Milan - situs web untuk mengetahui orang-orang yang selingkuh - pria ataupun wanita yang selingkuh mengaku memiliki pasangan yang lebih menarik dibanding selingkuhannya.