Find Us On Social Media :

Bukan Salahmu Jika Pasanganmu Selingkuh Bahkan Bisa Berulang kali, Ini Alasannya!

By Rissa Indrasty, Rabu, 25 Agustus 2021 | 08:27 WIB

Ilustrasi selingkuh - Kepincut Janda Beranak Satu, Aktor Ganteng Ini Sampai Rela Jadi Selingkuhan dan Tikung Temannya Sendiri Hingga Nyaris Ketahuan, Siapa?

Laporan Wartawan Grid.ID, Rissa Indrasty

Grid.ID - Kehancuran hubungan pasangan kekasih kerap kali terjadi karena perselingkuhan.

Namun, tak sedikit pula orang yang rela melepaskan orang yang dicintainya meski telah berselingkuh.

Banyak pula orang yang tetap mempertahankan hubungan dengan memaafkan kekasihnya yang telah berselingkuh.

Kendati demikian, pernahkah Anda bertanya-tanya, mengapa si dia yang sudah berjanji tidak akan pernah selingkuh lagi tetap mengulang perbuatannya?

Dikutip Grid.ID melalui Instisari, Selasa (24/8/2021), menurut sebuah studi yang dipublikasikan dalam Nature Neuroscience, hal ini ada hubungannya dengan bagaimana tanggapan otak dan perasaan manusia terhadap tindakan berbohong.

Untuk mendeteksi hal ini, para peneliti di University College meminta para partisipan untuk membantu pasangan mereka menebak isi koin dalam gambar sebuah kaleng yang diburamkan.

Akan tetapi, bila tebakan pasangan tersebut melebihi jumlah koin yang ada, partisipan akan mendapatkan hadiah uang.

Alhasil, para partisipan pun berbohong dan melebih-lebihkan isi kaleng tersebut.

Para peneliti kemudian mengamati amygdala, bagian dari otak yang mengatur emosi, selama partisipan berbohong.

Ternyata, semakin sering partisipan berbohong, reaksi amygdala semakin menurun yang berarti rasa penyesalan juga semakin berkurang.

Baca Juga: Tukang Selingkuh Ternyata Bisa Tobat, Ini Ciri-ciri yang Harus Diperhatikan Jika Ingin Pasanganmu Kembali Setia!

Hal ini sama dengan ketika pasangan Anda berbohong mengenai ke mana dia pergi dan siapa yang dia temui.

Sehingga disimpulkan bahwa orang yang awalnya katahuan selingkuh, kemungkinan besar akan berselingkuh lagi karena rasa bersalahnya telah berkurang di perselingkuhan kali berikutnya.

Alasan pasangan berselingkuh tersebut bukan berarti terjadi karena kesalahan anda yang tak sempurna menjadi pasangannya.

Dikutip Grid.ID melalui Kompas.com, Selasa (24/8/2021), ada beberapa alasan yang membuat seseorang memutuskan menyelingkuhi pasangan.

Mulai dari gangguan kepribadian, trauma masa kecil, pengaruh media sosial, dan kontrol diri yang buruk.

Sementara itu, alasan paling umum kenapa pasangan menikah selingkuh ialah frustasi dalam pernikahan dan tidak puas dalam rumah tangganya.

Dilansir Fatherly, (23/6/2019), alasan seseorang selingkuh bukan karena pasangannya. Dalam beberapa kasus, seseorang yang diselingkuhi sangat mencintai pasangannya dan begitu juga dengan orang yang selingkuh.

Alasan rumit perselingkuhan

Menurut penelitian, orang-orang selingkuh karena alasan yang rumit. Berikut adalah beberapa alasan rumit yang dimaksud pakar:

 Baca Juga: Kenang Mirdad Bakal Ceraikan Tyna Kanna Usai Heboh Isu Perselingkuhan? Lydia Kandou Beberkan Curahan Hati Sang Anak

Selingkuh bukan berarti tidak bahagia

Seseorang yang selingkuh dari pasangan sering dikaitkan dengan perasaan tidak bahagia dalam menjalani hubungan bersama pasangannya.

Namun banyak ahi berkata lain. Meninjau pengalaman klinis, para ahli menemukan bahwa orang yang berselingkuh sebenarnya sedang "melarikan diri" dari masalah lain atau mencari jati diri.

"Bagi mereka yang mencari jati diri atau menghindari masalah lewat perselingkuhan, selingkuh cenderung menjadi tanda masalah," ungkap psikoterapis Esther Perel di The Atlantic.

Diumpamakan oleh para peneliti, perselingkuhan seperti efek lampu jalan.

Di mana seorang pria mabuk mencari kuncinya yang hilang, tetapi dia mencari bukan di tempat di mana ia menjatuhkan kunci itu, melainkan di tempat yang terkena cahaya (efek lampu hijau) di jalan.

"Masalahnya adalah bahwa tidak seperti orang mabuk yang pencariannya sia-sia, kita selalu dapat menemukan masalah baru dalam pernikahan," jelasnya.

Arti dari perumpamaan ini adalah kunci yang hilang ibarat jati diri, yang dicari di tempat orang lain dengan melakukan perselingkuhan. Bukannya menemukan jati diri, kebanyakan perselingkuhan mendatangkan masalah lain.

Tak berhubungan dengan penampilan atau kepribadian pasangan

Menurut survei yang dilakukan Victoria Milan - situs web untuk mengetahui orang-orang yang selingkuh - pria ataupun wanita yang selingkuh mengaku memiliki pasangan yang lebih menarik dibanding selingkuhannya.

Baca Juga: Tyna Kanna Disebut Selingkuh hingga Ketangkap Basah oleh Kenang Mirdad, Sosok yang Diduga Selingkuhan Justru Bukan Kaleng-kaleng

Dari 4.000 pengguna situs, sebagian besar pria mengaku memiliki istri yang lebih menarik dan mumpuni dibanding simpanannya. Hanya 25 persen pria yang mengaku, selingkuhannya lebih menarik.

Selingkuh itu tentang peluang (kesempatan)Dalam sebuah survei anonim yang dilakukan MSNBC, semua orang yang sudah menikah bisa berselingkuh.

Tak peduli berapa umurnya, apakah sudah memiliki anak atau belum, dan dari latar belakang apa.

Survei ini juga menemukan, sebagian besar pelaku perselingkuhan memiliki kesamaan, yakni mereka dihadapkan dengan godaan untuk berselingkuh.

Dalam penelitian yang terbit di The Journal of Sex Research, yang melibatkan 423 orang, penelitian menemukan bahwa pria dan wanita berselingkuh karena alasan oportunistik.

Alasan yang sering digunakan ketika kedapatan selingkuh adalah, "saya digoda" atau "ada orang yang benar-benar 'ada' untuk saya".

Hal inilah yang kemudian terjadi dan memicu orang tersebut berselingkuh. Sebab ada kesempatan yang datang padanya.

Sifat alamiah sejak anak-anak

Ada bukti yang menyebut bahwa jika salah satu pasangan menunjukkan rasa takut untuk ditolak atau diabaikan, mereka justru cenderung dapat berselingkuh.

Hal itu sesuai dalam konteks Attachment Theory, dan beberapa penelitian lainnya juga telah mengkonfirmasi bahwa gaya keterikatan individu yang terbentuk pada masa bayi dan anak-anak, berdampak besar untuk hubungan cintanya di masa mendatang.

Seorang ilmuwan berkata, hal ini merupakan proses yang sebagian besar terjadi secara spontan dan tanpa usaha, dan mereka mungkin telah dibentuk oleh faktor biologis atau pengalaman anak usia dini.

Baca Juga: Seorang Suami Syok Istrinya Selingkuh dengan Kakek-kakek, Terungkap Setelah Tetangga Rekam Keduanya Berhubungan Intim

(*)