Laporan Wartawan Grid.ID, Bella Ayu Kurnia Putri
Grid.ID - Sebuah penemuan gorong-gorong yang dijadikan tempat tinggal membuat heboh banyak orang.
Melansir dari Tribun Jabar, gorong-gorong yang dijadikan tempat tinggal itu berada di Jalan Babakan Jeruk, kawasan Pasteur Kota Bandung.
Gorong-gorong tersebut rupanya hanya memiliki luas 2x2 meter persegi.
Jika masuk ke dalam gorong-gorong tersebut, seseorang tidak bisa berdiri melainkan hanya dapat membungkuk.
Sandi, warga yang kesehariannya menjaga warung tambal ban di jalan Babakan Jeruk mengatakan, dia sering melihat lelaki yang wara-wiri di gorong-gorong itu."
"Biasanya saya suka melihat ada orang (laki-laki) yang keluar masuk gorong-gorong. Enggak tahu saya lebih jauhnya lagi mah. Hanya sering melihat ada orang," kata Sandi.
Selanjutnya mengutip dari Kompas.com, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung, Didi Ruswandi mengonfirmasi, gorong-gorong tersebut ternyata dijadikan tempat tinggal oleh tuna wisma atau Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).
Anggota DPU Kota Bandung pun juga menemukan bahwa gorong-gorong tersebut ditata bak sebuah kamar.
Bahkan di dalam saluran air itu beberapa benda seperti kasur, bantal, hingga pakaian yang digantung.
Didi Ruswandi mengatakan, pihaknya telah menemukan orang yang tinggal di gorong-gorong itu.
"Anggota saya menemukan ada dua ibu-ibu dengan gerobak yang lagi duduk-duduk dekat situ. Keduanya mengiyakan (tinggal di dalam gorong-gorong)," kata Didi Ruswandi.
Selain ibu-ibu, Didi juga menduga bahwa ada laki-laki yang tinggal di gorong-gorong itu.
"Soalnya ada baju laki-laki juga dan kasurnya ada tiga. Tapi yang laki-laki enggak ada saat itu," kata Didi.
Kepala Dinas Sosial Kota Bandung, Tono Rusdiantono mengatakan, tuna wisma atau PMKS yang tinggal di gorong-gorong itu bukanlah warga kota Bandung.
"Itu bisa dipastikan bukan warga Kota Bandung," kata Tono Rusdiantono.
Tono Rusdiantono berujar, pihaknya tidak sempat membawa tuna wisma yang tinggal di gorong-gorong itu ke Pusat Kesejahteraan Sosial karena sudah tidak ada di lokasi ketika dilakukan penjemputan.
"Tinggal di gorong-gorong itu hal yang tidak lumrah, tidak lazim, pasti merupakan warga luar Kota Bandung. Sekarang sudah enggak ada, enggak tahu orangnya kemana," ujarnya.
(*)