Namun, kali ini dia “babak belur” dihantam oleh koleganya sendiri di TNI Angkatan Darat.
Mereka menolak keras reformasi Komando Teritorial karena dianggap masih menjadi kebutuhan prioritas di Indonesia.
Kolega yang menolak gagasan itu antara lain sahabat sebangkunya semasa di SMP, Mayjen TNI (Purn) Tulus Sihombing dan Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan, teman seangkatannya di Akabri 1970.
Meski Luhut tak sependapat dengan gagasan Agus, ia mengakui Komando Teritorial bisa dihapus di wilayah perkotaan.
Sementara untuk daerah-daerah terpencil, teritorial tetap dibutuhkan sampai 10 tahun ke depan.
Jenderal lain yang menolak keras gagasan reformasi komando teritorial adalah Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri.
Saking jengkelnya, Kiki menuduh Agus Widjojo terpengaruh gagasan Barat dalam konsep komando teritorial.
Akan tetapi, Agus bergeming.
Ia kukuh pada pendiriannya.
Argumentasi ini dipaparkan Agus dalam tulisan di Bab “Komando Teritorial yang Mengundang Kontroversi”.
Pikiran dan gagasan yang “nyeleneh” dan dianggap berbeda, ditambah lagi dia banyak menempuh pendidikan di Barat, membuat Agus dianggap terlalu maju.