Meski Coca-Cola Company membantahnya, namun bukti sejarah memperlihatkan bahwa Coca-Cola dulunya memang memiliki kandungan itu.
Hingga tahun 1929 mereka akhirnya membuang seluruh kandungan yang berkaitan dengan kokain.
Coca-Cola kemudian sukses dominasi pasar minuman ringan dunia sepanjang abad ke-20.
Berdasarkan studi "Merek Global Terbaik" Interbrand tahun 2015, Coca-Cola adalah merek paling berharga ketiga di dunia, setelah Apple dan Google.
Pada tahun 2013, produk Coke dijual di lebih dari 200 negara di seluruh dunia, dengan konsumen meminum lebih dari 1,8 miliar porsi minuman perusahaan setiap hari.
Coca-Cola berada di peringkat No. 87 dalam daftar Fortune 500 2018 dari perusahaan Amerika Serikat terbesar berdasarkan total pendapatan.
Nasib tragis John Styth Pemberton
Seiring dengan kesuksesannya, Pemberton juga ternyata tak benar-benar bisa lepas dari morfin.
Kecanduannya justru makin menjadi-jadi hingga ia nyaris bangkrut gara-gara mahalnya biaya untuk membeli morfin.
Untuk memenuhi kebutuhan keluarganya dan karena kecanduan morfinnya, Pemberton menjual hak atas formula dan bagian dari perusahaannya.
Pemberton masih percaya bahwa minuman ciptaannya itu akan menjadi minuman nasional di masa depan sehingga ia tetap mempertahankan hak kepemilikannya.