Find Us On Social Media :

Warganya Dikenal Panjang Umur, Jepang Justru Terancam Punah, Perdana Menteri Yoshihide Suga Siapkan Menteri Kesepian

By Annisa Dienfitri, Jumat, 27 Agustus 2021 | 15:13 WIB

Ilustrasi masyarakat Jepang

Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Dienfitri

Grid.ID - Selain jadi destinasi wisata alam, Negara Sakura Jepang dikenal memiliki daya tarik dari segi budaya.

Selai itu, Jepang juga makin menarik karena para warganya dikenal sehat dan bugar serta panjang umur.

Ya, rata-rata usia harapan hidup di Jepang berkisar di antara 83-84 tahun.

Melansir Intisari.ID dari Brightside, terdapat 6 kebiasaan makan di Jepang yang membantu mereka sehat dan panjang umur, di antaranya:

1. Mengonsumsi makanan bergizi seimbang.

2. Memilih metode memasak dengan cara direbus, dipanggang, dikukus atau jika digoreng maka digoreng dalam panci khusus dengan sedikit minyak.

3. Budaya makan tidak berlebihan.

Baca Juga: Awas Mleyot! Trainee Big Hit Blasteran Amerika-Jepang Ini Disebut Mirip Jungkook BTS Gegara Saking Gantengnya

4. Tidak pernah meninggalkan sarapan.

5. Mengonsumsi nasi sebagai bahan makanan pokok dan bukan roti.

6. Pencuci mulut biasanya tidak terlalu manis.

Walau menjadi salah satu negara dengan usia harapan hidup tertinggi di dunia, jumlah penduduk Jepang tidak mengalami lonjakan, melainkan penurunan.

Salah satu sumber masalah dari kondisi tersebut terlihat dari jumlah perjaka dan perawan yang meningkat pesat di Jepang.

Penelitian terbaru tentang pengalaman seksual pertama warga Jepang dianggap sebagai penjelasan terkait penurunan jumlah populasi.

Hal ini mengakibatkan angka kelahiran bayi menurun yang diperparah dengan populasinya yang menua dengan cepat.

Baca Juga: Profesor Ini Tahan Membujang Hingga Tinggal dengan 9 Boneka Manusia, Pria Ini Justru Tinggalkan Istri dan Anaknya Demi Hidup Bersama Boneka Seks, Alasannya Bikin Syok!

Lebih dari 20% populasi di Jepang berusia di atas 65 tahun.

Sementara hanya ada 946.060 kelahiran pada tahun 2017.

Catatan tersebut menjadi rekor terendah sejak pencatatan resmi dimulai pada tahun 1899.

Masyarakat Jepang terancam benar-benar bisa punah jika hal tersebut terus terjadi.

Karenanya, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga memberikan solusi untuk permasalahan yang diperburuk selama pandemi Covid-19 ini.

Politikus Tetsushi Sakamoto ditunjuk Yoshihide Suga untuk menjadi Menteri Kesepian.

Sakamoto akan mengurusi kementerian yang mengatasi kesepian dan isolasi yang menjadi semakin umum di Jepang selama pandemi ini.

Baca Juga: Jika Nanti Pandemi Covid-19 Usai, Lesty Kejora dan Rizky Billar Idamkan Bulan Madu ke Beberapa Negara Ini

Penunjukan kabarnya diberlakukan setelah muncul laporan yang menunjukkan bahwa jumlah kasus bunuh diri di Jepang meningkat selama setahun terakhir.

Di antara kasus bunuh diri tersebut, jumlah mayoritasnya adalah wanita dan kaum muda sebagaimana dilansir dari World of Buzz, Jumat (19/2/2021).

Dilansir dari Japan Times, Suga meminta Sakamoto mengawasi upaya pemerintah untuk mengatasi masalah kesepian dan isolasi.

“Wanita lebih menderita (daripada pria), dan jumlah kasus bunuh diri sedang meningkat," kata Suga kepada Sakamoto dalam sebuah pertemuan.

"Saya harap Anda akan mengidentifikasi masalah dan mempromosikan langkah-langkah kebijakan secara komprehensif,” tandasnya.

Baca Juga: Meleleh Lihat Pesona Ariel NOAH yang Paripurna, Wanita Jepang Ini Beri Reaksi Tak Terduga saat Disodori Potret Mantan Luna Maya hingga Raffi Ahmad, Dikira Presiden? (*)