Grid.ID - Pernah dengar sosok pria bernama Mimi Peri?
Ya, Mimi Peri memang sempat viral di media sosial dengan aksinya yang nyeleneh dan kemayu.
Meski sering dihujat gegara kelakuannya itu, Mimi Peri juga tetap mendapat popularitas hingga dirinya berhasil menjadi selebgram.
Sedikit demi sedikit, Mimi Peri pun berhasil mendapat pundi-pundi rupiah hingga dirinya bergelimang harta bahkan sampai bisa membangun rumah mewah di kampung halamannya.
Namun lagi-lagi tak cuma dihujat, Mimi Peri juga memiliki kisah hidup yang berliku.Kisah Hidup Mimi Piri Menyayat HatiIngat dengan selebgram Mimi Peri yang sempat bikin heboh karena penampilannya yang nyeleneh?Di balik tingkahnya yang selalu kocak dan menghibur, pria asal Kendari, Sulawesi Tenggara itu rupanya menyimpan banyak duka atas masa lalunya.Melansir tayangan video di kanal YouTube Kuliah Psikologi, Mimi Peri berderai air mata menceritakan kisah hidupnya yang pahit.Dalam kesempatan itu, psikolog Dedy Susanto memberikan terapi psikologis pada Mimi Peri untuk meringankan beban hidupnya.
Pasalnya, pria yang diketahui bernama asli Ahmad Jaelani itu sejak kecil sudah menjadi korban perundungan.Terlebih pada saat itu Mimi Peri tidak memiliki ayah dan sang ibu hanya seorang pembantu atau ART (Asisten Rumah Tangga).Tak hanya itu, ia juga menerima diskriminasi di sekolah.Di mana pada momen tertentu seperti 17 Agustus-an, ia sengaja tidak dilibatkan dalam semua kegiatan karena berbagai alasan."Kadang aku marah, tapi aku sadar diri karena miskin," ujarnya seperti dikutip Grid.ID dari video yang dipublikasikan pada Senin (22/7/2019)."Akhirnya aku dendam, minder. Aku gak mau ketemu orang selama bertahun-tahun," lanjutnya menahan tangis."Guru gak ada yang sayang sama aku, sayangnya sama orang yang punya duit," tandasnya.
Baca Juga: Bersama Mimi Peri, Lina Mukherjee Habiskan Rp25 Juta untuk Parodi Kuch Kuch Hota HaiMeski dendam karena diperlakukan tidak adil, Mimi Peri tidak bisa berbuat apa-apa.Sadar dirinya bukanlah orang yang berkuasa apalagi kaya raya, ia hanya dapat memendam semua sakit hatinya itu.Hingga puncaknya, ia membenci Tuhan karena kehidupannya yang sulit saat itu."Aku pernah benci sama Tuhan. Aku gak mau lagi salat. Itu karena aku udah sakit," katanya di sela derai tangis."Aku selalu dikucilkan di desa itu. Temen-temen aku selalu dikasih kesempatan, aku nggak. Padahal aku juga ranking satu," imbuhnya."Walau sepintar apapun aku, karena orang tua aku gak terpandang, aku tetap dianggap ranking terakhir," jelasnya."Di situ aku berpikir mereka memang pilih kasih karena keadaaanku yang begitu," pungkasnya.