Semua yang dimiliki Maia saat itu seakan musnah dan hilang secara bertahap.
Mulai dari suami, rekan kerja, anak-anak, harta, hingga nama baiknya, hancur berkeping-keping.
Maia harus menata ulang kehidupannya mulai dari nol seperti sebelum ia berkeluarga.
Kejadian ini sempat membuatnya merasa sangat tertekan dan hilang arah.
Namun, perlahan-lahan Maia dapat menemukan momen yang menjadi titik balik dari keterpurukannya.
Sekitar tahun 2009-2010, Maia yang merasa hancur akhirnya memutuskan untuk semakin dekat dengan Tuhan.
Ia belajar banyak hal tentang agama dengan melihat dari berbagai sisi.