Dalam laporan riset yang diterbitkan di Psychiatric Annals, pemicu bergantung pada komorbiditas yang menyertai, misalnya adakah delusi tertentu atau keinginan menyakiti diri.
Bila terbukti ada komorbid yang menyertai, maka diagnosis pica hanya dibuat bila ada konsekuensi yang membutuhkan tambahan perhatian klinis
Dengan kondisi ini maka pica memiliki beragam dampak. Komplikasi bergantung pada materi yang dikonsumsi dan keparahan yang timbul akibat gangguan tersebut.
Namun yang paling mengkhawatirkan adalah risiko terpapar logam berat baik pada anak, orang dewasa, dan janin.
Menghadapi pica, klinisi harus sadar gangguan ini bisa menimpa anak dan dewasa.
Saat materi yang dikonsumsi menimbulkan bahaya bagi saluran pencernaan, maka langkah pertama adalah mengobati dampak fisik tersebut.
Sementara untuk penderita pica yang mengalami gangguan mental, disarankan untuk meningkatkan pengawasan dan penyesuaian lingkungan.
Keduanya diharapkan menurunkan kemungkinan penderita mengkonsumsi materi non food.
Sampai saat ini belum ada bukti empiris yang mendukung intervensi pengaturan tingkah laku tertentu untuk menyembuhkan penderita pica.
(*)