Laporan Wartawan Grid.ID, Rissa Indrasty
Grid.ID - Pada tahun 2008 silam, kisah gadis berusia 12 tahun bernama Ulfa yang menikah dengan Syekh Puji yang saat itu berusia 54 tahun sempat menjadi sorotan.
Meski masih duduk di bangku kelas 8 SMP, tetapi Ulfa tampak merelakan masa mudanya demi sebuah pernikahan.
Dikabarkan keduanya menikah atas dasar cinta dan ingin membangun keluarga bahagia bersama.
Belasan tahun berlalu, rasa cinta keduanya terbukti adanya.
Hingga kini, pernikahan keduanya masih bertahan dan bahkan sangat harmonis.
Bahkan, baik Syekh Puji maupun Ulfa tampak semakin memancarkan aura kebahagiaan.
Istri muda Syekh Puji ini terlihat semakin cantik, dewasa dan modis setelah menjadi ibu.
Tak heran jika banyak orang yang merasa pangling melihat perubahan dari Ulfa yang dulu masih terlihat bocah.
Aura keibuannya pun lebih terpancar setelah memiliki 2 anak kandung dari Syekh Puji.
Tak hanya Ulfa yang mengalami banyak perubahan, kehidupan Syekh Puji sekarang pun jauh berbeda.
Lelaki yang dulunya hobi pamer, sekarang justru menyibukkan diri dan fokus pada usahanya melalui PT Sinar Lendoh Terang (Silenter).
Diketahui perusahaan ini memproduksi kaligrafi berlapis kuningan yang diekspor dengan pendapatan bersih lebih dari Rp 300 juta per bulan.
Tak beda jauh dengan Ulfa, gadis berusia 14 tahun ini juga terlibat asmara dengan pria tua yang berusa 50 tahun.
Dikutip Grid.ID melalui Tribunnews.com, Minggu (5/9/2021), kisah cinta pasangan beda usia di Pangandaran, Jawa Barat, ini menarik perhatian publik.
Gadis 14 tahun menjalin cinta dengan seorang pria berusia 50 tahun yang bekerja sebagai guru SLB.
Pertemuan keduanya berawal saat menghadiri acara hajatan.
Pertemuan di hajatan menjadi awal perkenalan pria berinisial T (50), seorang guru SLB, dengan gadis M (14), warga Desa Bojong, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.
"Neng (M) sekolah enggak? Terus Neng jawab tidak. Putri siapa? Putri Bapak Sarno."
"Sudah begitu saya bertanya lagi, kenapa tidak sekolah, alasannya karena orang tua tidak punya," ujar T saat bercerita kepada Tribunjabar.id di sela-sela waktu istirahatnya, Rabu (31/3/2021).
Saat T bertanya, terus mau bagaimana, seolah-olah jawaban M tidak ingin apa-apa, hanya ingin nikah.
"Saya bertanya, mau dengan siapa? Jawab Neng, ya kalau Bapak mau mah, enggak apa-apa," ucapnya.
Jawaban seperti itu, kata T, membuatnya menjadi bingung.
"Saya kan jadi bingung. Pertama, Neng kan anak di bawah umur. Ya, sesudah begitu saya berpikir gimana malah jadi bingung. Sebelum orang lain bingung, saya sudah bingung duluan," katanya.
Tapi kata T, Neng berkata seperti itu mungkin karena cintanya terhadap dia.
Saat itu T memang sedang benar-benar mencari calon istri.
"Sesudah begitu, bagaimana kalau saya minta persetujuan dari keluarga. Cepat cerita, orang tuanya setuju."
"Setelah setuju, ada paksaan atau tidak, katanya tidak ada. M betul-betul karena cinta," ucapnya.
Namun, menurut T, kalau ingin nikah, ia harus menanyakan ke orang ahlinya.
Ia ingin tahu bisa atau tidak menikah dengan calon yang masih di bawah umur.
"Saya bertanya ke teman yang profesinya amil. Jawabannya silakan jalani, tapi harus sidang dispensasi dulu," katanya.
Akhirnya, kata T, ia dan M akan menjalaninya.
"Banyak yang berbicara, harus nikah agama, tapi saya takut berbenturan dengan aturan," katanya.
T mengungkapkan, ia baru menjalin hubungan asmara tiga bulan jalan, dimulai awal bulan Januari hingga sekarang.
"Awal ketemu hari Sabtu saat anak uwaknya sedang hajatan, tanggalnya saya lupa. Jadi ketemu Neng tidak sengaja di tempat hajatan anak uwaknya," ucap T.
T sendiri mengaku bingung, kenapa Neng mau dengan dirinya.
"Padahal, umur saya sudah tua," ucapnya.
(*)