Guru Besar Ilmu Produksi Ternak Unggas Bidang Imunogenetik Unggas IPB, Prof. Niken Ulupi pun memperingatkan bahayanya.
Menurutnya, di dalam telur terdapat bakteri Salmonella yang bisa sangat membahayakan apabila daya tahan tubuh sedang menurun.
"Dengan pemanasan telur setengah matang, Salmonella belum mati. Sehingga untuk menghindari peluang terjadinya infeksi atau salmonellosis, sebaiknya telur dikonsumsi matang," ujarnya yang dikutip dari Kompas.com.
Beberapa gejala infeksi Salmonella yang perlu diwaspadai di antaranya adalah sakit perut, kram perut, dan nyeri tekan pada perut.
Selain itu, tubuh juga akan menggigil, demam, nyeri otot, mual, muntah, sakit kepala, BAB berdarah, dan diare.
Jika diderita oleh anak kecil, diare bisa sangat berbahaya karena dapat membuat tubuh mengalami dehidrasi.
Dehidrasi parah karena diare ini bisa terjadi pada anak kecil dalam sehari yang akhirnya berujung kematian.
Selain anak kecil, infeksi Salmonella ini juga rentan dialami oleh ibu hamil dan orang lanjut usia atau lansia.
Pasalnya, pada ibu hamil, infeksi Salmonella dapat menyebabkan kelahiran prematur hingga lahir mati.
Tak hanya menyebabkan infeksi Salmonella, efek negatif mengonsumsi telur setengah matang adalah penyerapan protein yang tidak sempurna.
Dikutip dari Kontan.co.id, mengonsumsi telur setengah matang mungkin akan menurunkan penyerapan protein berkualitas pada telur.
Sebuah penelitian telah membuktikan bahwa 90 persen protein dalam telur matang dapat terserah sedangkan pada telur setengah matang hanya 50 persen. (*)