Find Us On Social Media :

Bayi Jadi Korban Infeksi Paru-paru, Merokok Dianggap Kekerasan pada Anak!

By Rissa Indrasty, Selasa, 7 September 2021 | 08:27 WIB

Ilustrasi rokok

Laporan Wartawan Grid.ID, Rissa Indrasty

Grid.ID - Merokok di tempat umum merupakan salah satu hal yang kerap kali ditemui di Indonesia.

Tak sedikit pula orang melakukan aktivitas merokok tanpa memperhatikan orang-orang sekitar, khususnya anak-anak.

Bahkan, masih adapula Ayah yang merokok di depan anak-anaknya karena minimnya pengetahuan mengenai dampak buruk merokok di depan anak.

Padahal, merokok dapat menyebabkan penyakit berbahaya yang menyerang paru-paru, yaitu Bronkopneumonia.

Salah satu kasus nyata yang viral adalaha seorang bayi asal Indonesia bernama Ainaa menderita bronkopneumonia dan infeksi paru-paru di usianya yang masih sangat dini.

Hal tersebut karena sang ayah kerap kali merokok di sekitar anaknya.

Dikutip Grid.ID melalui Nakita, Senin (6/9/2021), Bronkopneumonia merupakan salah satu jenis penyakit saluran pernapasan yang rentan menyerang bayi.

RokokBaca Juga: Waspada! Viral Bayi Derita Bronkopneumonia, Inilah 6 Bahaya yang Mengancam Nyawa Anak Jika Terpapar Asap Rokok

Bronkopneumonia dan berbagai jenis infeksi pneumonia lainnya memang tak bisa dianggap sepele.

Dilansir dari IDAI, berdasarkan data Badan PBB untuk Anak – Anak (Unicef), pada 2015 terdapat kurang lebih 14 persen dari 147.000 anak dibawah 5 tahun di Indonesia meninggal karena pneumonia.

Gejala paling umum jika anak mengalami kondisi ini adalah sesak napas atau napas yang terlihat tidak normal seperti menimbulkan bunyi.

Tak heran bila perlindungan anak-anak dan ibu hamil terhadap paparan asap rokok mendapat perhatian khusus.

Dikutip Grid.ID melalui Kompas.com, Senin (6/9/2021), di Inggris, pakar kesehatan menilai orangtua yang merokok di dekat anak-anak, baik di rumah maupun di mobil, dapat dikategorikan dalam bentuk tindak kekerasan atau child abuse.

Profesor Steve Field, Ketua Royal College of General Practitioners, menyerukan para orangtua agar mengambil tanggung jawab lebih besar terhadap kesehatan anak, bahkan dimulai sebelum merencanakan kehamilan.

Angka kematian terkait ibu yang merokok saat kehamilan dan bukti riset di Amerika Serikat menunjukkan, lebih banyak anak meninggal akibat kebiasaan buruk orangtua merokok daripada akibat kecelakaan.

Baca Juga: Alvin Faiz Disebut-sebut Gunakan Narkoba, Ameer Azzikra: Rokok Aja Bang Alvin Gak Demen!

Royal College pernah menyerukan larangan merokok bagi pengendara yang membawa anak-anak. Namun, usulan itu ditolak karena bertentangan dengan kebebasan sipil.

Field, dalam artikelnya di surat kabar Sunday, menyatakan, setiap orang harus mengambil tanggung jawab lebih besar untuk kesehatan mereka sendiri dan anak-anak mereka.

Sikap ini juga diadopsi oleh pemerintah, tetapi tidak banyak regulasi yang mengatur soal itu.

Departemen Kesehatan Inggris menolak untuk memperluas penerapan larangan merokok di taman, pub, pintu-pintu masuk, dan mobil.

Menteri Kesehatan Masyarakat Anne Milton mengatakan, undang-undang larangan merokok sudah berjalan baik dan hampir semua kantor dan tempat umum bebas dari asap rokok.

"Sekarang banyak keluarga secara sukarela membuat tanda dilarang merokok di rumah mereka untuk mengurangi paparan bekas asap terhadap anak-anak," ujarnya Milton.

"Dukungan publik untuk undang-undang dilarang merokok sangat tinggi dan terus berkembang. Bahkan mayoritas perokok sekarang mendukung undang-undang tersebut. Karena itu, kami tidak melihat alasan untuk ditinjau kembali," kata Field.

 Baca Juga: Kini Jadi Konglomerat Tajir, Siapa Sangka Masa Lalu Reino Barack Pernah Jualan Rokok, Suami Syahrini: Terkenal Itu

"Di sisi lain, kami akan terus berupaya memiliki bukti dasar untuk mengendalikan peredaran tembakau dan akan melanjutkannya pada undang-undang kesehatan masyarakat," imbuh Field.

Namun, Field mengklaim bahwa di lapangan, para dokter kerap menghadapi kendala dalam mengajak masyarakat menerapkan gaya hidup sehat.

"Meminta orangtua untuk berhenti merokok memang tidak mudah dan mungkin mereka menolak."

"Tetapi ketika ditunjukkan bagaimana merokok di rumah akan merusak paru-paru anak-anak, yang menyebabkan penyakit bronchia, asma, dan sakit seumur hidup, para orangtua pun mulai melihatnya secara berbeda," kata Field.

Baca Juga: Ini Kisaran Harga Ganja yang Dibeli Anji Manji Melalui Website dari Amerika

 

(*)