Laporan Wartawan Grid.ID, Rissa Indrasty
Grid.ID - Bukan rahasia umum bahwa merokok memiliki segudang penyakit berbahaya bagi para penghisap ataupun orang-orang di sekitarnya yang tak sengaja menghirup asapnya.
Oleh karena itu, sebagian perokok yang memahami hal ini memilih untuk mengasingkan diri sebagai bentuk menghargai orang-orang sekitarnya, khususnya anak-anak.
Namun, tak banyak yang mengetahui atau mendapatkan edukasi bahwa efek setelah merokokpun sebenarnya tetap berbahaya bagi anak-anak.
Dikutip Grid.ID melalui Tribunnews.com, Senin (6/9/2021), bahaya rokok rupanya tidak hanya dihasilkan dari asapnya saja.
Namun residu nikotin atau bekas endapan asap rokok yang tertinggal dan menempel di benda juga memiliki bahaya.
Asap tersebut dikenal dengan sebutan 'asap ketiga'.
Bagian Promosi Kesehatan di Dinas Kesehatan Kota Bogor, Erni mengatakan bahwa ada tiga kategori perokok.
Baca Juga: Tak Hanya Gangguan Paru-paru, Asap Rokok Bisa Menybabkan Anak Stunting!
"Tiga kategori itu perokok aktif, pasif dan perokok ketiga," katanya Rabu (6/9/2017).
Erni menambahkan bahwa perokok ketiga tidak menimbulkan asap.
Namun perokok ketiga ini membawa residu bekas asap rokok.
Menurut Erni bahaya perokok ketiga lebih kecil, namun bisa menimbulkan efek yang cukup berbahaya.
"Kalau perokok ketiga itu si perokok tidak mengeluarkan asap, namun dia membawa bekas asap rokok yang menempel dikulit dan di baju," katanya.
Erni menambahkan meski bukan setiap penyakit pernapasan disebabkan oleh rokok, namun rokok bisa menjadi satu diantara penyebab.
Dampak langsung dari perokok ketiga itu diketahui bisa menimbulkan batuk.
"Pulang kerja gendong anak, dia akan terkena dari dampak asap rokok itu, meski batuk bukan hanya disebabkan oleh rokok tapi residu asap rokok bisa menimbulkan batuk," katanya.
Hal itu bisa disebabkan karena kondisi anak yang memang rentan terhadap udara.
"Anak-anak itu rentan terhadap udara dan itu bisa menimbulkan alergi pada anak, alerginya itu banyak, bermacam-macam, seperti alergi debu, dingin, dan asap, jadi dia sangat sensitif kalau ada perokok atau bekas rokok, bisa jadi menjadi satu diantara tertutupnya saluran pernafasan," katanya.
Erni pun menghimbau agar bagi para perokok harus bijak saat dan usai merokok.
Selain itu, asap rokok sendiri memiliki peran yang sangat membahayakan dan penyakit yang menyebabkan gangguan pernafasan alias bronkopneumia.
Dikutil Grid.ID melalui Nakita, menurut Dr. Nastisi Kaswandani, Sp.A(K) seperti dilansir dari situs resmi IDAI, berbagai jenis pneumonia bisa dicegah dengan berbagai cara.
Baca Juga: Alvin Faiz Disebut-sebut Gunakan Narkoba, Ameer Azzikra: Rokok Aja Bang Alvin Gak Demen!
Salah satunya adalah menyediakan lingkungan hidup yang sehat bagi balita, yaitu nutrisi yang cukup, ASI eksklusif sampai bayi usia 6 bulan, dan udara pernafasan yang terbebas dari polusi (asap rokok, asap kendaraan, asap pabrik).
Pemberian ASI eksklusif dapat menurunkan kejadian pneumonia pada balita sebesar 20 persen.
Pencegahan bayi dari sakit karena pneumonia terutama dilakukan dengan memberikan imunisasi lengkap.
Beberapa jenis yang terkait pneumonia, dapat menurunkan kejadiannya sebesar 50 persen.
(*)