Lebih dari sekadar aksesori dan fesyen, menurut Ilham, jam tangan merupakan bagian dari identitas pemakai. Melalui produk ciptaannya, ia pun merasa dapat menciptakan tren yang di kalangan pengguna.
Berbeda dengan kegemaran Ilham, Chief Executive Officer (CEO) Maka Group sekaligus Founder Toko Kopi Tuku Andanu Prasetyo mengaku, ide usaha kopinya justru berawal dari tugas kampus. Kala itu, ia diminta dosen untuk melakukan riset terkait kopi.
“Dari situ, saya membuka sebuah kafe bernama Toodz House yang menyajikan kopi dan berbagai macam menu makanan juga, seperti pasta,” kata Danu, panggilan akrabnya di acara yang sama.
Sayangnya, penjualan kopi di kafe miliknya justru tidak begitu diminati oleh pembeli.
“Terjual sehari 30 cangkir saja rasanya sebuah pencapaian besar banget. Sejak saat itu, saya kembali mempelajari lebih dalam mengenai kopi. Ternyata, bukan cara pembuatannya yang salah, tetapi posisi penjualan kopi di kafe itu yang salah,” papar Danu.
Kemudian, ia pun memutuskan untuk melakukan riset dan eksplorasi terhadap kopi kepada orang-orang di sekitarnya.
“Setelah hasil dari eksplorasi dan nanya sana-sini, baru usaha saya tercipta dan bertahan sampai saat ini,” tutur Danu.
Melalui Toko Kopi Tuku, Danu merasa dapat menciptakan tren minum kopi yang sesuai dengan beragam minat masyarakat.
“Saya tidak berusaha menjadi berbeda, tetapi berusaha mengetahui keinginan penikmatnya. Hal ini yang membuat kami justru menjadi berbeda dan digemari,” kata Danu.
Memasarkan produk