Grid.ID - Masih ingat dengan acara Indonesia Mencari Bakat atau IMB?
Acara pencarian bakat ini pernah tenar sebagai salah satu ajang pencarian berbagai macam bakat.
Tidak hanya di bidang tarik suara, ajang ini juga menularkan banyak talenta baru dari bidang menari, musik grup maupun keahlian lain.
Salah satu pemenangnya adalah grup musik asal Jawa Timur Klantink.
Klanthink menjadi juara dalam ajang IMB pada tahun 2010.
Namun usai menjadi juara, karier grup musik tersebut perlahan meredup.
Bahkan salah satu personelnya mengalami nasib miris gara-gara minum obat pelasing.
Bagaimana kejadian selengkapnya? Simak ulasannya berikut ini.
Nasib Miris Anggota Band Juara Indonesia Mencari Bakat
Masih ingat dengan Klantink?
Klantink, grup musik asal Surabaya yang digawangi Wawan, Budi, Lukin, Ndoweh, dan Cak Mat terkenal sejak menjadi juara sebuah ajang pencarian bakat, Indonesia Mencari Bakat (IMB) 2010.
Sebelum namanya naik di panggung hiburan Tanah Air, grup musik Klantink yang berawal dari 5 pemuda Surabaya itu rupanya sempat menjalani masa sulit seperti menjadi pengamen di pinggir jalan.
Sembilan tahun berlalu, nama Klantink pun kian redup bahkan jarang terdengar lagi di telinga kita.
Kabarnya, ada beberapa personelnya yang keluar dan memutuskan kembali ke jalanan, sedangkan lainnya tetap melanjutkan bermusik.
Ada pula personel Klantink yang bahkan mengalami nasib tidak beruntuk yakni yakni Budi.
Melalui akun twitternya, @ Klantink' Budi Klantink, pria kelahiran 6 Juli 1980 ini mencuit terakhir pada 14 Juni 2015 lalu.
Dia menuliskan, "Coba2 diet kok mala oknam... Dan q takut banget tidur di rumah sakit... Hiiii merinding pokoke."
Dia juga mencuit pada hari yang sama.
"Ya Allah kata dokter belum bole pulang... Tapi q takut banget tiap malem gak bisa tidur ya allah."
Ayahanda Budi, Buamin tidak mengungkap Budi sedang menjalani diet.
Menurutnya, berat badan Budi memang turun drastis.
Biasanya berat badan Budi sekitar 105 kg, tetapi saat meninggal dunia, berat badannya hanya sekitar 75 kg.
"Celana saya ukuran 33 saja cukup di pinggangnya. Kalau celananya sendiri ukuran 40," kata Buamin.
Sebagai salah satu pentolan grup musik tersebut, Budi yang berperawakan besar itu lebih sering tersorot kamera saat menjawab beberapa pertanyaan atau saran dari juri IMB.
Namun sayang seribu sayang, pemilik nama lengkap Budiarto ini pun harus berpulang pada Sabtu (5/9/2015), sekitar pukul 04.00 WIB pagi.
Berdasarkan kabar yang dikutip dari GridHealth.id, sebelum meninggal Budi juga gemar mengonsumsi obat pelangsing.
Kemudian, Budi tercatat empat kali keluar masuk RS.
Dua kali masuk RSAL Dr Ramelan, dan dua kali masuk RS Dr Soetomom hingga akhirnya meninggal dunia.
Buamin sendiri tidak mengetahui secara pasti penyakit yang diderita anaknya.
Dia hanya mengetahui anaknya kena diare.
Setiap harinya Budi hanya mengenakan popok.
"Sehari bisa ganti lima kali. Saya sendiri yang mengganti diapers-nya," tambahnya.
Bisa jadi diare yang diderita oleh Budi lantaran mengonsumsi obat pelangsing yang ia minum.
Bahaya Minum Obat Pelangsing
Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI), sebelum mengonsumsi obat pelangsing, kita wajib mengetahui terlebih dahulu apakah produk tersebut sudah terdaftar di BPOM, cara pemakaian atau dosis, tanggal kedaluwarsa, efek samping, interaksi obat, kontra indikasi, juga peringatan perhatian yang tertera pada label seperti: penggunaan obat ini harus disertai dengan olah raga teratur, diet rendah kalori, dan rendah lemak.
Pasalnya, melansir laman drugs.com, efek samping dengan obat pelangsing dapat bervariasi tergantung pada jenis obat yang digunakan dan cara kerja obat tersebut.
Misalnya, obat jenis stimulan seperti phentermine (Adipex-P) dapat menyebabkan insomnia, peningkatan tekanan darah, detak jantung yang cepat, kegelisahan, ketergantungan obat, penyalahgunaan, dan gejala putus obat.
Obat-obatan yang mengganggu penyerapan lemak, seperti orlistat (Alli), dapat menyebabkan bercak berminyak, gas, dan tinja lunak.
Pil diet yang memengaruhi neurotransmitter di otak mempengaruhi nafsu makan, seperti lorcaserin (Belviq, Belviq XR) atau bupropion dan naltrexone (Contrave) dapat dikaitkan dengan sakit kepala, mual dan muntah, sembelit, mulut kering, dan pusing.
Sedangkan, obat penurun berat badan yang diresepkan seperti phentermine dan topiramate (Qsymia), lorcaserin (Belviq), bupropion dan naltrexone (Contrave), dan liraglutide (Saxenda) digunakan untuk penurunan berat badan kronis.
Namun menurut FDA, obat pelangsing tersebut dapat memiliki efek samping tertentu, seperti peningkatan tekanan darah dan detak jantung, insomnia, gugup, penglihatan kabur, kegelisahan, dan sakit kepala.
Beberapa efek lainnya dapat menyebabkan sembelit, mulut kering, mual atau muntah.
Bahkan, jika dikonsumsi secara terus menerus dalam jangka panjang, obat pelangsing tersebut akan memberikan efek samping seperti nyeri dada, detak jantung berdetak cepat, kesulitan buang air kecil, atau sesak napas.
Jika semua ini terjadi secara bersamaan, sebaiknya hentikan pemakaian, pasalnya pemakian obat langsing secara terus menerus ini dapat meningkatkan risiko kematian.
Hal inipun yang mungkin terjadi pada Budi Klantink yang gemar minum obat pelangsing.
Jenazah Budi Klantink, 30, dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Keputih, sekitar pukul 12.30 WIB, Sabtu, setelah sebelumnya diberangkatkan dari rumah duka di Jalan Joyoboyo, Wonokromo Surabaya.
Artikel ini telah tayang di Sajian Sedap dengan judul "Innalillahi! Padahal Dulu Terkenal Usai Jadi Juara di Ajang Pencarian Bakat, Nasib Penyanyi Ini Bikin Shock Usai Meninggal Gara-gara Obat Pelangsing"
(*)