Umrotun mengatakan, anaknya itu jarang makan cemilan, mengingat kondisi keuangannya yang hanya mampu memberi makan 2 kali sehari.
Ia pun menduga-duga, kebiasaan anaknya itu muncul karena keinginannya untuk jajan tak bisa terpenuhi.
"Ya mungkin karena tidak pernah jajan. Makan saja sehari kami mampunya hanya dua kali."
"Penghasilan memang tidak menentu. Kalau ada orang yang datang mau servis baru dapat uang. Paling Rp 10 ribu sampai Rp 25 ribu," katanya.
Ia mengaku sempat khawatir saat anaknya beberapa kali mengeluh sakit perut.
Umrotun lantas memutuskan untuk membeli obat generik di warung tanpa pergi ke dokter.
"Setelah dikasih obat warung Alhamdulillah sembuh. Jadi tidak pernah dibawa ke dokter," ucapnya.