"Nyarinya kesenangan lagi kesenangan lagi. Jarang ruh inget mati. Kadang sih inget, tapi abis itu lupa. Seneng-seneng lagi," ujarnya.
"Gitu aja terus sampai mati. Gak sadar-sadar. Gak taubat-taubat. Seakan yakin bakal terhindar dari siksa kubur. Pede amat ya kita," imbuhnya.
Taqy Malik kemudian memberikan contoh yang diambil dari kisah menantu Rasulullah, Utsman bin Affan Radhiyallahu'anhu.
Di mana meskipun Utsman bin Affan sudah dijanjikan masuk surga oleh Rasulullah, namun dia tetap ketakutan.
Pasalnya Rasulullah tidak menjamin dan tidak mengatakan bahwa dia akn terhindar dari azab/ siksa kubur.
"Lalu beliau menjelaskan bahwa, memang benar Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam menjaminnya masuk surga," cerita Taqy Malik.
"Tapi Rasul tidak menjamin dan tidak mengatakan kalau ia akan terhindar dari azab/ siksa kubur," timpalnya.
"Sekelas shahabat loh itu. Lha terus kita siapa? Pede banget," ujarnya.
Taqy Malik kemudian berkelakar bahwa kematian tidak bisa diketahui kapan datangnya.
"Gak usah nunggu tua dulu, mati mah bisa sekarang juga. Gak usah nunggu sakit dulu, mati mah bisa lagi maksiat juga," paparnya.
"Gak usah nunggu besok, mati mah bisa sekarang juga," imbuhnya.
"Emang bener, pemutus kelezatan di dunia itu inget mati," pungkasnya.
(*)