Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum
Grid.ID – Kopi adalah salah satu minuman favorit yang bisa disajikan dalam keadaan panas maupun dingin.
Setiap orang pasti memiliki preferensi masing-masing akan cara penyajian kopi yang paling nikmat untuknya.
Ada yang lebih senang menyeruput kopi panas, ada juga yang lebih senang mengonsumsi kopi dalam keadaan dingin.
Bahkan, tak sedikit orang yang lebih menyukai kopi yang telah dicampurkan es batu sehingga lebih menyegarkan.
Banyak yang beranggapan bahwa apapun cara penyajiannya, yang membedakan hanyalah temperaturnya saja.
Hal ini tidak sepenuhnya tepat karena ternyata ada perbedaan kopi panas dan kopi dingin yang jarang diketahui orang.
Nah, bagi kamu yang lebih senang mengonsumsi kopi dingin atau es kopi, kamu harus lebih berhati-hati lagi.
Kopi memang telah diketahui mengandung kafein, polifenol, mineral, dan antioksidan yang cukup tinggi.
Dengan kandungan ini, kopi dapat meningkatkan energi, menurunkan risiko penyakit kronis, hingga menyehatkan kulit.
Sayangnya, melansir Food & Wine via Cewekbanget.id, kandungan antioksidan dalam kopi dingin ternyata jauh lebih rendah dibandingkan kopi panas.
Padahal, antioksidan sangat diperlukan untuk melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.
Jika kekurangan antioksidan, imunitas tubuh akan melemah sehingga mudah sakit hingga memunculkan risiko penyakit kanker dan serangan jantung.
Bahkan, kita juga bisa mengalami penuaan dini apabila tubuh kekurangan antioksidan.
Selain itu, kopi dingin juga ternyata lebih banyak mengandung kafein dibandingkan kopi panas.
Seperti yang telah diketahui bahwa kadar kafein yang terlalu tinggi juga tidak bagus untuk kesehatan tubuh.
Hal ini dikarenakan kafein dapat menyebabkan gangguan tidur, sakit kepala, detak jantung meningkat, mudah marah, sering buang air kecil, hingga tremor otot.
Apabila kita mengalami gangguan tidur seperti insomnia, tentunya ini berkaitan dengan bahaya kesehatan lainnya.
Di antaranya adalah meningkatkan risiko obesitas, diabetes mellitus, tekanan darah tinggi, hingga serangan jantung. (*)