Laporan Wartawan Grid.ID, Rissa Indrasty
Grid.ID - Istri ke-5 Soekarno, Ratna Sari Dewi, selalu tak luput dari sorotan publik karena kontroversi dan kecantikannya yang luar biasa.
Bahkan, usia tak melunturkan kecantikan Ratna Sari Dewi.
Di usianya yang ke-81 tahun, Ratna Sari Dewi tetap memukau dan tampak awet muda.
Hal tersebut karena Ratna Sari Dewi menjaga makanan yang dikonsumsinya.
Dewi pernah satu kali mengungkapkan bahwa dirinya makan sedikit daging namun memperbanyak sayuran untuk meningkatkan kesehatannya.
Para ahli menemukan bahwa mengonsumsi daging terlalu banyak namun tidak mengonsumsi buah atau sayuran secara cukup justru dapat meningkatkan masalah pada tubuh.
Di samping itu, istri kelima dari Bung Karno ini sangat menyukai tahu dan produk dari kedelai karena berprotein dan rendah lemak.
Tahu justru dapat memperlambat proses penuaan dengan memelihara elastisitas kulit.
Selain dari makanan, Ratna Sari Dewi mengungkapkan bahwa positive thinking juga merupakan rahasia awet muda.
Dewi mengatakan bahwa mempunyai pemikiran yang positif itu sangat penting, sehingga orang akan terlihat muda.
"Lakukan apa yang membuatmu bergerak.
Berbicara pada teman baik, diskusikan hal positif. Ketika kau dikelilingi musik, percakapan, lingkungan serta orang-orang yang 'indah' kau akan menjadi 'indah' juga," ungkap Dewi pada sebuah wawancara.
Kendati selalu berpikiran positif, kejadian buruk dalam hidupnya ternyata tak bisa membuatnya melupakan dan memaafkan kisah masa lalunya.
Dikutip Grid.ID melalui Tribunnews.com, Sabtu (18/9/2021), Ratna Sari Dewi ternyata belum bisa memaafkan perlakuan mantan Presiden Soeharto terhadap suaminya, mantan Presiden Soekarno.
Bahkan, Dewi menyamakan Soeharto dengan pemimpin kelompok Khmer Merah di Kamboja, Pol Pot.
"Saya tak mau mencaci orang yang telah meninggal. Namun saya tak bisa memaafkan Soeharto," cetus Dewi, seperti dilansir AFP, Senin (28/1).
"Soeharto itu Pol Pot-nya Indonesia," imbuh Dewi, yang asal Jepang dengan nama asli Naoko Nemoto.
Pol Pot adalah pemimpin gerakan yang kemudian menjadi penguasa di Kamboja (1975-1979) dengan tangan besi.
Selama masa pemerintahan Pol Pot, sebanyak 750.000 hingga 1,7 juta rakyat Kamboja meninggal dunia, baik karena kelaparan, buruknya layanan kesehatan, maupun eksekusi.
Dewi menyalahkan Soeharto sebagai penyebab kematian suaminya dan juga penyebab pembunuhan di berbagai penjuru negeri.
Soeharto bertanggungjawab atas berbagai peristiwa pelanggaran HAM, mulai dari tahun 1965 hingga dasawarsa 1990-an di Aceh dan Papua.
Menurut Human Right Watch (HRW), lebih dari 500.000 orang diperkirakan tewas ketika Soeharto mulai menapaki tangga kekuasaan. Sementara puluhan ribu lainnya kehilangan nyawa di Aceh, Papua, dan Timor Timur.
Bahkan akhir kekuasaannya pun diakhiri dengan kerusuhan yang menimbulkan korban dari kelompok minoritas.
Direktur HRW Asia, Brad Adams mengimbau pemerintah Indonesia untuk memberi keadilan bagi orang-orang yang menderita pada masa pemerintahan Soeharto.
"Banyak kroni Soeharto yang masih hidup. Pemerintah Indonesia seharusnya mengambil kesempatan ini untuk menyeret rekan-rekannya pada kasus pelanggaran HAM ke pengadilan," kata Adams.
Hingga hari kematiannya, Soeharto tidak pernah dinyatakan bersalah atas kasus korupsi.
Kasusnya ditutup karena alasan kesehatan.
Dewi mengatakan, meski Soeharto memiliki wajah yang lembut, dia bisa jadi keras dan tak memiliki hati pada saat yang sama.
Bukan hanya itu, wanita paruh baya yang dijuluki Madame de Syuga ini juga menuding Soeharto meninggalkan penyakit korupsi.
"Bahkan sampai sekarang, rakyat Indonesia menderita karena dia dan kesenjangan pendapatan terus melebar," kata Ratna Sari Dewi yang dinikahi Soekarno di usia 19 tahun pada 1962.
Soekarno terpikat Dewi setelah melihat penampilannya dalam sebuah kelab malam di Tokyo.
(*)