Laporan Wartawan Grid.ID, Rissa Indrasty
Grid.ID - Meghan Markle memantik banyak kontroversi sejak dirinya menikah dengan Pangeran Harry.
Bahkan, bertubi-tubi rumor buruk tentang Meghan Markle sejak dirinya menjadi bagian keluarga Kerajaan Inggris.
Kontroversi tersebut di antaranya gaya berpakaian yang terlalu santai hingga dianggap melanggar protokol kerajaan.
Rumor buruk Meghan Markle diduga jadi penyebab konflik Harry dan Pangeran William.
Meghan Markle pun disebut memiliki hubungan tak baik dengan istri Pangeran William, Kate Middleton.
Melansir dari artikel Grid.ID sebelumnya, seorang sumber dari dalam Istana Buckingham menyebutkan bahwa Ratu Elizabeth II tak senang lagi dengan kelakuan Meghan Markle.
Sumber tersebut juga mengatakan, sebenarnya Ratu Elizabeth II masih menyukai Meghan Markle secara personal.
Namun, Ratu tidak lagi menyukainya jika sudah menyangkut soal hierarki Kerajaan Inggris.
"Dia (Ratu, red.) mencoba untuk membenahi aturan yang benar di dalam keluarga Kerajaan Inggris.
"Tak peduli Meghan Markle adalah wanita paling populer di dunia, namun derajatnya tetap saja lebih rendah dibandingkan Kate Middleton," kata sumber tersebut.
Dikutip Grid.ID melalui Tribunnews.com, Minggu (19/9/2021), pernah beberapa laporan muncul bahwa Meghan Markle menjadi orang yang menciptakan lingkungan 'beracun' di Istana Inggris.
Sebuah firma hukum independen pun telah memulai 'peninjauan' kondisi kerja di dalam Istana Buckingham.
Dikutip dari laman Sputnik News, Rabu (23/6/2021), Meghan Markle akan memberikan bantahan penuh atas tuduhan bahwa dirinya 'menindas' stafnya dengan meminta penilaian 'poin demi poin' atas tuduhan dari staf Istana Buckingham.
Menurut sumber yang mengetahui kasus ini, saat ini Meghan belum diwawancarai secara resmi tentang tuduhan bahwa dirinya lah yang bertanggung jawab atas lingkungan kerja yang 'beracun' di Istana Kensington.
Dua anggota staf senior mengaku mereka 'diganggu' oleh Meghan saat bekerja sebagai staf kerajaan Inggris.
Sumber yang dekat dengan mantan aktris itu dikabarkan mengatakan bahwa kedua belah pihak siap untuk menghadapi 'pertarungan brutal'.
Menurut laporan tersebut, 'setidaknya 10' mantan pejabat kerajaan dilaporkan 'mengantre' untuk membantu penyelidikan independen yang dibentuk sebagai tanggapan atas klaim tersebut.
"Ini seperti menuju pertikaian brutal antara Duchess of Sussex yang diketahui memperdebatkan semua tuduhan yang dialamatkan kepadanya, dengan pihak keluarga kerajaan. Istana menanggapi setiap tuduhan ini dengan sangat serius, mereka ingin mendapatkan kebenaran dari masalah ini dan memastikan bahwa mereka yang berbicara itu layak untuk didengar," kata salah satu sumber.
Menurut sumber itu, Meghan secara tegas mengatakan bahwa staf kerajaan Inggris tidak memenuhi pekerjaan mereka dan tidak dapat menghadapi tekanan saat bekerja untuknya.
"(Mereka harus) memahami bagaimana ia (Meghan) ingin segala sesuatunya berjalan," jelas sumber tersebut.
Mengutip pernyataan dari Penulis Kerajaan Robert Lacey, Pangeran William langsung mengambil langkah cepat.
William memisahkan rumah tangganya dengan kehidupan rumah tangga adiknya setelah mendengar tentang perilaku Meghan dari staf kerajaan.
Lacey mengklaim, William merasa Meghan 'bermusuhan' dengan sistem kerajaan dan telah merencanakan untuk meninggalkan monarki serta kembali ke Amerika sejak awal.
Saat ditanya oleh seorang ajudan senior tentang perlakuannya terhadap staf, Meghan dikabarkan membentak.
"Bukan tugas saya untuk memanjakan orang," kata Lacey.
Terkait isu ini, penyelidikan telah dimulai pada Maret lalu setelah Meghan dituduh menindas setidaknya dua pembantu istana selama menjalani momen singkatnya sebagai bangsawan senior Inggris.
Aksi Meghan ini menyebabkan seorang staf menangis dan 'mempermalukan' yang lainnya.
Istana Buckingham mengatakan pada saat itu bahwa mereka 'tidak akan mentolerir tindakan intimidasi dan pelecehan' yang dilakukan di lingkungan istana.
Selain itu, Istana Buckingham menegaskan 'sangat prihatin' terkait klaim bahwa Meghan telah memecat dua asisten pribadi dan merusak kepercayaan asisten lainnya.
Mengetahui tudingan itu, Meghan dan Pangeran Harry secara tegas membantah semua tuduhan.
Menurut The Times, Sekretaris Komunikasi Meghan dan Harry, Jason Knauf telah mengajukan keluhan asli pada Oktober 2018, namun baru saja diumumkan sebelum wawancara Meghan dengan Oprah Winfrey.
"Saya sangat prihatin bahwa 'bangsawan itu' dapat menggertak dua asistennya untuk keluar dari rumah dalam satu tahun terakhir. Duchess tampaknya berniat untuk selalu mendorong seseorang agar mengikuti kemauannya," tulis pengaduan itu.
Sementara itu, juru bicara Meghan pun menanggapi dengan mengatakan bahwa Meghan 'sedih' dengan serangan terbaru yang ditujukan padanya.
Terutama sebagai seseorang yang telah menjadi target intimidasi dan sangat berkomitmen untuk mendukung mereka yang telah mengalami rasa sakit serta trauma.
Setelah melakukan wawancara sensasional dengan presenter terkenal Oprah Winfrey yang membeberkan alasan Meghan dan Harry meninggalkan Inggris ke California pada awal 2020 mengisyaratkan rasisme di dalam Keluarga Kerajaan, hubungan pasangan itu dengan Istana Buckingham pun memburuk.
Belakangan, Pangeran Harry akhirnya melontarkan beberapa komentar tentang ayahnya dan mengkritik gaya pengasuhannya.
(*)