Find Us On Social Media :

Fakta Baru, Orangtua Tidak Boleh Memberi Makanan ‘Terlalu Sehat’ untuk Bayi, Begini Alasannya!

By Devi Agustiana, Selasa, 21 September 2021 | 16:07 WIB

Bukannya tidak boleh, ternyata memberi makanan terlalu sehat untuk bayi justru berbahaya.

Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana

Grid.ID – Bagi banyak orangtua, masalah terbesar yang dihadapi saat mengurus bayi adalah soal makanan.

Anak-anak kita bisa sangat moody dan temperamental dalam hal makan dan minum, terutama ketika mereka beralih dari ASI atau susu formula ke makanan padat.

Orangtua tentu melakukan yang terbaik untuk menjaga makanan anak tetap sehat, lengkap, dan mudah dicerna.

Namun, ada beberapa kesalahan yang justru dapat mengganggu nutrisi bayi dan harus dihindari.

Kesalahan yang paling disorot adalah memberi makanan “terlalu sehat”.

Mungkin kita heran mengapa memberi makanan terlalu sehat adalah kesalahan, bukannya hal itu baik?

Dilansir Grid.ID dari Parenting Firstcry, kebiasaan ini menjadi kesalahan umum di zaman sekarang.

Baca Juga: Orangtua Tolong Perhatikan Baik-baik, Ini Aturan Memilih dan Menyimpan Bayam untuk Makanan Bayi, Jangan Sampai Salah Sedikit!

Kita cenderung terlalu memikirkan kesehatan dalam makanan bayi dan akhirnya memilih makanan rendah lemak, organik, atau rekayasa genetika (misalnya tanpa biji).

Padahal, dokter anak menyarankan bahwa bayi membutuhkan makanan alami yang nyata.

Oleh karena itu, sebaiknya jauhi makanan rendah lemak (misalnya mentega rendah lemak) karena bayi membutuhkan makanan sehat saat tumbuh dewasa.

Ini juga bukan tindakan yang baik saat membatasi makanan bayi hanya pada buah dan sayuran saja.

Nutrisi bayi tidak cukup hanya dengan buah dan sayuran.

Meskipun makanan tersebut sangat bergizi, tapi juga dapat membatasi paparan bayi terhadap asupan penting lainnya seperti daging, susu, atau sumber protein nabati (kacang-kacangan).

Oleh karenanya, keseimbangan adalah poin penting.

Jangan ragu berkonsultasi dengan ahli untuk bertanya soal asupan yang baik dan seimbang bagi si kecil.

(*)