Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum
Grid.ID – Berita duka harus kembali menimpa industri hiburan Indonesia.
Komedian Tukul Arwana kabarnya harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami pendarahan otak.
Melansir Kompas TV, berita ini telah dibenarkan oleh anak Tukul Arwana, AKP Ega Prayudi.
Belum diketahui lebih lanjut mengenai kondisi presenter berusia 57 tahun itu, namun Ega menyebutkan bahwa sang ayah masih dalam perawatan dokter.
“Betul. Beliau saat ini masih dalam perawatan dokter. Mohon doanya ya mas,” kata Ega saat dihubungi wartawan pada Kamis (23/9/2021).
Ketika dihubungi, Ega sendiri mengatakan bahwa dirinya sedang menuju perjalanan ke RS Pusat Otak Nasional di Cawang, Jakarta Timur.
Mendengar kabar ini, kolom Instagram pribadi Tukul Arwana pun dipenuhi oleh doa kesembuhan dari netizen.
Melansir Kompas.com, pendarahan otak adalah sebuah kondisi darurat yang sangat membahayakan dan butuh penanganan medis.
Pasalnya, pendarahan otak dapat mengganggu aliran darah dan oksigen ke otak.
Organ vital ini tidak dapat menyimpan oksigen sehingga untuk mendapatkan oksigen harus mengandalkan pembuluh darah.
Karena adanya pendarahan pada otak, pembuluh darah ini tidak dapat mengalirkan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan otak.
Apabila kondisi ini berlangsung selama lebih dari tiga menit, sel-sel di otak bisa mati sehingga menyebabkan sel saraf rusak, cacat fisik dan mental, hingga kematian.
Walau demikian, tingkat keparahan pendarahan pada otak pun bergantung pada beberapa hal.
Di antaranya adalah lokasi terdampak, banyak sedikitnya darah, jeda antara pendarahan dan penanganan medis, usia, dan kondisi kesehatan.
Secara umum, ada beberapa gejala pendarahan otak yang perlu diketahui, di antaranya:
- Sakit kepala parah mendadak
- Leher kaku
- Merasa kesakitan
- Bingung
- Tidak tahan silau atau cahaya
- Susah berjalan, bergerak, atau bicara
- Badan gemetaran
- Kejang
- Pingsan atau susah untuk tetap terjaga
- Darah atau cairan keluar dari telinga
Adapun beberapa penyebab pendarahan otak antara lain adalah:
- Trauma karena kecelakaan, jatuh, atau pukulan di kepala
- Tekanan darah tinggi
- Penumpukan lemak di arteri atau aterosklerosis
- Pengentalan darah di otak
- Aneurisma otak pecah
- Penumpukan protein di dinding arteri otak
- Kebocoran sambungan antara ateri dan vena
- Gangguan pendarahan atau efek samping obat pengencer darah
- Tumor otak
- Merokok, minum alkohol berlebihan, penyalahgunaan narkoba
- Eklamsia dan pendarahan saat melahirkan
- Gangguan pembentukan kolagen (*)